Petani Sudimoro: Belut Sawah Menghilang Dampak Penggunaan Pestisida

oleh -7 Dilihat
Areal Persawahan di Pacitan (Foto : Dok.Pacitanku)
Areal Persawahan di Pacitan (Foto : Dok.Pacitanku)
persawahan di Pacitan
persawahan di Pacitan

Pacitanku.com, SUDIMORO – Penggunaan pupuk nonorganik dan pestisida secara terus-menerus seperti di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur diduga menjadi penyebab menghilangnya biota belut sawah (Monopterus Albus) dalam dua dasawarsa terakhir.

“Pola bertani yang mengandalkan bahan kimia pembasmi hama membuat belut sawah sekarang ikut punah (hilang),” kata Imam Safaat, petani Desa Cangkring, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jumat.

Ia mengatakan, saat ini dirinya maupun petani lain tidak pernah lagi menemukan belut di dalam pematang sawah.

Kondisi itu menurut dia jauh berbeda dengan era 1980-an dan 1990-an awal dimana belut bisa dengan mudah ditemui bahkan jadi perburuan warga.

“Meningkatnya serangan hama wereng dari musim ke musim serta teknologi pertanian yang kian maju membuat petani beralih cara bercocok tanam yang nonorganik. Dan itu berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup belut sawah,” kata Sunardi, petani lain di wilayah Tulungagung.




Menurut kedua petani, jenis ikan sungai lain yang biasa masuk sawah juga ikut terdesak.

“Aktivitas perburuan menggunakan setrom (listrik) di sungai dan sawah juga menjadi penyebab menghilangnya belut sawah,” kata Imam.

Aktivis lingkungan dari Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi M Ichwan mengatakan penggunaan pestisida secara berlebih menjadi pemicu susut dan hilangnya populasi belut sawah.

“Harus ada perubahan pola perlakuan terhadap tanaman pertanian dari yang selama ini nonorganik menjadi lebih alami. Harus dikembangkan varietas unggul yang bersifat organik dan tahan wereng sehingga tidak merusak habitat belut sawah,” kata Ichwan.

Ia menjelaskan, tersingkirnya populasi belut dari habitat aslinya di sawah dipicu oleh kondisi keasaman tanah yang jauh berkurang dampak pupuk nonorganik dan pestisida pembasmi hama.

Akibatnya, kata Ichwan, lumpur sawah cenderung lebih basa dengan suhu tinggi yang tidak cocok dengan kebutuhan habitat belut.

“Air yang tercampur bahan kimia nonorganik serta pestisida menjadi beracun dan membunuh plankton serta sumber makanan belut di sawah,” katanya.