Ancaman Hewan “Celeng” Intai Lahan Pertanian di Pacitan

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PRINGKUKU – Lahan pertanian di Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, sangat bergantung pada cuaca. Para petani setempat sangat mengandalkan curah hujan untuk menopang produksi hasil pertanian.

Hanya, pertanian di desa tersebut juga diintai ancaman lain, yakni serangan babi hutan. Pihak desa menyebutkan, kerusakan akibat serangan babi hutan tiap sekali musim tanam bisa mencapai 50 persen. ’’Serangannya (babi hutan, Red) sangat merugikan petani. Bahkan, akibatnya begitu parah,’’ ungkap Kepala Desa Dadapan Ismono, dikutip Jawapos pada Selasa (30/5/2017).

Menurut dia, wabah babi hutan yang akrab disebut petani Pacitan sebagai celeng itu umum menyerang banyak wilayah lain. Serangan celeng juga diketahui menyasar pertanian di banyak kecamatan.

Mulai wilayah kecamatan kota hingga ke daerah perbukitan seperti Bandar. Sebab, populasi mereka di hutan-hutan Pacitan masih cukup banyak. ’’Wabah celeng ada di mana-mana, bukan hanya di Pringkuku. Memang menjadi momok bagi petani,’’ ujar Ismono.




Parahnya, celeng-celeng itu biasa turun ke lahan pertanian warga ketika memasuki musim tanam. Ismono menjelaskan, banyak petani yang mengeluh lantaran tanaman mereka belum genap berumur sebulan, tapi sudah porak-poranda karena serangan celeng. Ismono mengaku bingung menangani serangan celeng di pertanian warganya tersebut.

Biasanya, ketika menjelang musim panen, para petani Dadapan memilih menjaga lahannya setiap hari. Tidur di lahan pertanian pun nekat dilakoni para petani setiap hari.

Maklum, para petani enggan merugi karena produksi pertanian mereka diporakporandakan celeng. ’’Meskipun wilayah karst, jika intensitas hujan cukup tinggi, petani bisa panen hingga tiga kali. Nah, selama tiga kali panen itu pula kebanyakan di antara mereka sampai memilih tidur di lahan pertanian untuk mengantisipasi serangan celeng,’’ jelas Ismono. (naz/rif/c22/diq)