Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Pacitan Tembus Angka 53

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Sepanjang tahun lalu, sedikitnya 53 bayi Pacitan harus meninggal sebelum sempat melihat wajah bapak dan ibunya. Puluhan bayi itu meninggal pada saat proses melahirkan, atau sering disebut sebagai kasus neonatal (kematian bayi baru lahir).

Tahun ini, sudah ada lima kasus neonatal ditemukan di Pacitan. Kurangnya menjaga kesehatan ibu hamil ditengarai jadi pemicu munculnya puluhan angka neonatal tersebut. ‘’Menjaga kesehatan ibu ketika hamil itu sangat penting. Bahkan, jika perlu, ibu hamil diberi asupan vitamin dan nutrisi tambahan,’’ terang Kepala Dinkes Pacitan, Rachmad Dwiyanto, dikutip dari Radar Madiun pada Senin (13/3/2017).

Ada beberapa penyebab tingginya angka neonatal di Pacitan, menurut kacamata Rachmad. Yang utama adalah kurangnya menjaga kesehatan ibu saat hamil. Ibu hamil saat ini cenderung kurang memedulikan asupan nutrisi. Empat sehat lima sempurna kini dinilai Rahmad sudah menjadi mitos di kalangan ibu-ibu.

Tidak banyak ibu yang tetap menerapkan pola makanan seperti itu dewasa ini. Makanan instan pun kerap menjadi pengganti selama kehamilan. ‘’Padahal, makanan instan itu tidak sehat. Mainset itu yang penting untuk segera diubah,’’ ujarnya.

Disamping kurangnya pemahaman ibu hamil, penyebab lainnya adalah penyakit kronis yang diderita sang ibu. Ibu hamil yang menderita penyakit kronis wajib lebih rutin memeriksakan kesehatan kandungannya.




Minimal satu bulan sekali, sejak trimester pertama. Sebab, penyakit yang diderita ibu mampu berdampak pada kesehatan kandungannya. ‘’Sederhananya, ibu yang sakit cenderung lebih lemah. Karena kondisinya lemah, nutrisi yang diberikan kepada bayi di kandungannya pun terhambat. Sebab tubuh ibunya juga membutuhkan nutrisi lebih,’’ urai Rachmad.

Penyakit kronis yang diderita ibu juga membuat angka kematian ibu menjadi tinggi. Tahun lalu, ada tujuh ibu yang meninggal saat proses melahirkan. Angka tersebut bahkan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 lalu, dimana hanya ada 5 kasus ibu meninggal.

Khusus ibu yang mengidap penyakit kronis, deteksi dini terhadap penyakit yang diderita wajib dilakukan. ‘’Sebab, kebanyakan tidak terdeteksi, hingga detik-detik terakhir saat melahirkan,’’ katanya.

Menurut Rachmad, langkah yang urgent dilakukan untuk meminimalisasi angka kematian ibu dan bayi adalah mengubah mainset di masyarakat. Ibu hamil wajib lebih peduli terhadap kandungannya, dengan tidak asal mengonsumsi makanan.

Selain lebih gencar sosialisasi, Rachmad juga menyebut pihaknya selalu menggelontorkan makanan penunjang ibu hamil. Termasuk diantaranya suplemen vitamin. ‘’Angka kematian ibu dan bayi Pacitan memang tinggi, tetapi masih ada di tengah-tengah jika dibandingkan daerah-daerah lain di Jatim. Artinya, langkah yang sudah dilakukan tidak buruk. Itu jadi pelecut untuk berupaya lebih baik lagi. Agar dapat zero accident,’’ ujarnya.