Dinkes: Ada 96 Anak di Pacitan Derita Kurang Gizi

oleh -0 Dilihat
Kevin saat dijenguk jelang dirujuk ke Surabaya. (Foto: Polres Pacitan)
Kevin saat dijenguk jelang dirujuk ke Surabaya. (Foto: Polres Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan mencatat setidaknya ada 96 anak di Pacitan yang menderita kurang gizi. Data menyebut bahwa jumlah temuan kurang gizi rata-rata mencapai empat anak di 24 puskesmas. Sehingga jika ditotal, ada 96 anak yang menderita kurang gizi di Pacitan.

“Upaya yang wajib dilakukan, antara lain dengan memastikan ibu dan anak tidak kekurangan protein, itu yang utama, agar gizi mereka tetap baik maka asupan protein harus dijaga. Salah satunya lewat pemberian makanan tambahan (PMT) itu,’’ kata Kepala Dinkes Pacitan Rachmad Dwiyanto, sebagaimana dikutip Radar Madiun pada Sabtu (11/3/2017).

Rachmad menyebut bahwa upaya surveillance tenaga medis di Puskesmas juga wajib ditingkatkan. Kunjungan periksa ke rumah-rumah warga misalnya. Menurut Rachmad, puskesmas harus kembali ke khitohnya.

Menurutnya, puskesmas seharusnya tidak fokus pada penanganan dan pengobatan penyakit. Justru yang lebih penting, adalah upaya preventifnya. Paradigma itu dinilainya harus segera diubah.




‘’Puskesmas jangan hanya jadi jujukan orang sakit. Justru, puskesmas itu turun ke masyarakat dan melakukan upaya pencegahan penyakit. Termasuk mensosialisasikan pentingnya pemenuhan gizi anak,’’ katanya lagi.

Salah satu anak yang menderita kurang gizi atau masuk kategori gizi buruk adalah Kevin Nurmadriansyah. Balita penderita komplikasi penyakit dan gizi buruk itu sudah pulang dari menjalani perawatan di RSU Haji Surabaya. Kendati sudah pulang dan telah mendapat perawatan intensif, Kevin tetap dalam pantauan.

Petugas Dinkes Pacitan memantau perkembangan kesehatan balita umur 2,5 tahun asal Karanganyar, Kebonagung, itu tiap dua mingu sekali. ‘’Salah satunya untuk mengecek perkembangan berat badan. Karena dia dikategorikan gizi buruk,’’ tandasnya.

Menurut Rachmad, komplikasi radang paru-paru, gangguan syaraf, dan penyempitan usus yang dialami Kevin menjadi pemicu balita itu mengalami gizi buruk. Temuan gizi buruk di Pacitan untuk tahun ini memang hanya Kevin.

Kendati hanya satu anak, penanganannya tidak asal-asalan. Selain dicek tiap dua minggu, balita itu juga mendapat PMT.

‘’Kondisinya usai pulang menjalani perawatan terus dimonitor. Yang diinginkan tentu kondisinya terus membaik. Sebab, sudah jadi instruksi pemerintah pusat untuk membebaskan daerah dari gizi buruk,’’ pungkasnya.