Tagihan Listrik Penerangan Jalan Umum di Pacitan Capai Ratusan Juta

oleh -6 Dilihat
PJU di Jematan Arjowinangun. (Foto: Hengky/Radar Madiun)
PJU di Jematan Arjowinangun. (Foto: Hengky/Radar Madiun)

Pacitanku.com, PACITAN – Membuat ruas jalan di Pacitan menjadi terang benderang tidaklah gratis. Biaya tagihan listrik untuk menyalakan ribuan unit penerangan jalan umum (PJU) di kabupaten berjuluk kota 1001 gua dan pantai ini Pacitan bahkan mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya.

Dinas Perhubungan (Dishub) Pacitan mengklaim masih banyak ruas jalan kabupaten dan desa yang tidak memiliki PJU. Ditengarai, salah satu membengkaknya biaya operasional lantaran masih ada PJU yang belum bermeter. ‘’Biayanya memang mahal karena menyala mulai malam hingga pagi. Dan jumlahnya mencapai ribuan,’’ ujar Kepala Dishub Pacitan, Wasi Prayitno, dikutip dari Radar Madiun pada Senin (6/3/2017).

Wasi menuturkan, biaya terakhir yang dikeluarkan Dishub untuk membayar tagihan listrik PJU di bulan Januari dan Februari mencapai Rp 475 juta. Nominal tersebut untuk membayar sedikitnya empat ribu unit PJU yang tersebar di 12 kecamatan.

Padahal, PJU yang ada di sejumlah jalan protokol sudah diganti dengan lampu light emitting diode (LED). Lampu tersebut diklaim dapat menghemat biaya operasional yang dibutuhkan antara 40 hingga 50 persen. Namun nyatanya, biaya yang dikeluarkan tetap saja ratusan juta rupiah. ‘’Sulit melakukan penghematan besar karena jumlahnya ribuan unit,’’ katanya.

Wewenang pengelolaan PJU seluruhnya ada pada Dishub. Mulai dari pembangunan, perbaikan, sampai pembayaran tagihan listrik ke PLN. Sebagai upaya untuk menghemat pengeluaran operasional PJU, Wasi mengungkapkan pihaknya sedang mulai melakukan meterisasi.




Sebab, masih ada PJU yang ternyata belum bermeter. Jika PJU kelak sudah bermeter, Dishub dapat memantau secara pasti daya listrik yang dipakai untuk menyalakan PJU per unitnya. Sehingga, dapat meminimalisir pembengkakan biaya. ‘’Jika sudah bermeter, kami akan membayar sesuai daya yang digunakan oleh PJU,’’ jelasnya.

Soal masih banyaknya ruas jalan yang belum terdapat PJU, Wasi menyebut upaya penambahan tetap akan terus dilakukan. Sayangnya, penambahan hanya bisa dilakukan berdasarkan skala prioritas. Sebab menurut Wasi, anggaran yang tersedia di Dishub juga terbatas. ‘’Kami tetap berkomitmen terus menambah PJU di ruas-ruas jalan yang belum tersentuh. Muaranya itu nanti kan untuk mewujudkan kamseltibcar lantas juga,’’ kata Wasi. 

Salah satu contoh adalah Jembatan Arjowinangun yang disuguhi sebanyak 156 lampu LED warna-warni dipasang teratur di tiang konstruksi jembatan. Untuk menghias Jembatan Arjowinangun, pemkab harus mengeluarkan dana Rp 200 juta.

Dana tersebut untuk mengganti lampu son ke lampu LED. Lampu teknologi baru tersebut dinilai lebih awet dan hemat energi. Sehingga bisa mengurangi beban pembayaran listrik penerangan jalan umum (PJU) yang setiap bulan mencapai Rp 400 juta.

Pemasangan lampu tersebut, lanjutnya, juga seizin Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V. Mengingat pembangunan jembatan tersebut menggunakan dana APBN. Sehingga pemkab perlu berkoordinasi sebelum memasang lampu di jembatan.

Selain memasang lampu LED di Jembatan Arjowinangun, Pemkab juga mengganti beberapa lampu di Jalan Lintas Selatan (JLS). Total ada 14 titik yang sudah terpasang. Sedangkan, 18 titik lainnya sampai saat ini masih dalam proses pemasangan.

Sementara untuk Jalan Raya Pacitan-Ponorogo, pemasangan PJU dilakukan pada 14 titik. Menurutnya, hal itu untuk penambahan penerangan jalur provinsi tersebut menghadapi arus mudik maupun balik.