Tak Hanya Tikus, Sapi dan Kambing Juga Berpotensi Sebabkan Leptospirosis

oleh -1 Dilihat
Pelayanan di RSUD Pacitan. (Foto : SKPD Pacitan)
Pelayanan di RSUD Pacitan. (Foto : SKPD Pacitan)
Pelayanan di RSUD Pacitan. (Foto : SKPD Pacitan)
Pelayanan di RSUD Pacitan. (Foto : SKPD Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Semakin meningkatnya curah hujan, bencana banjir perlu sangat di waspadai. Bencana banjir bisa menimbulkan masalah kesehatan. ada beberapa penyakit yang perlu di waspadai saat bencana banjir seperti diare, demam berdarah, leptospirosis, inspeksi saluran pernafasan akut (ISPA), penyakit kulit, demam tifoid, dan memburuknya penyakit kronis yang diderita sebelum musim hujan atau banjir. tentu hal ini perlu di antisiapsi sejak dini. Salah satu penyakit yang berbahaya adalah Leptosipirosis.

Wabah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebarkan lewat kencing tikus atau leptospirosis bisa merebak di saat banjir. Pada dasarnya leptospirosis mengancam manusia saat ada bencana, baik banjir, letusan gunung api, mau pun kebakaran hutan. Tikus-tikus itu keluar sarang mencari tempat aman.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman golongan Leptospira yang menyerang hewan namun dapat juga ditularkan ke manusia. leptospirosis di tularkan oleh urine atau kotoran yang berasal dari tikus atau hewan-hewan yang mengandung kuman dan bakteri.

Leptospirosis menjadi penyakit yang ditularkan dari binatang ke manusia dengan sebaran terluas di dunia. Penyakit ini juga ada di negara maju meski tak sebanyak di negara berkembang. Leptospirosis di daerah tropis menyerang saat musim hujan.




Binatang lain pembawa bakteri Leptospira seperti sapi, kambing, babi, domba, anjing, serta kucing. Tetapi potensi menularkan bakterinya tak sebesar tikus. Bakteri ini biasanya masuk tubuh manusia secara tak langsung. Leptospira di lingkungan berair atau berlumpur masuk melalui luka.

Bakteri ini juga bisa masuk melalui mukosa (jaringan yang mengeluarkan lendir) mulut, hidung, atau mata saat berenang. Penularan langsung dari kencing hewan ke manusia jarang terjadi. Pada hampir 90 persen kasus, penyakit ini menyebabkan gejala mirip flu, seperti sakit kepala, demam, dan nyeri otot. Walau begitu, pada kasus yang jarang infeksi leptospirosis bisa berat dan mengancam nyawa, termasuk gagal organ dan perdarahan dalam.

Tak mudah mendiagnosis penyakit ini karena gejalanya yang mirip dengan flu. Namun, jika dokter mencurigai ada infeksi leptospirosis maka akan dilakukan tes darah atau urine. Leptospirosis memiliki gejala demam, pusing, muntah hingga nyeri otot. Seseorang yang sudah terkena penyakit ini tentu harus segera di obati sehingga dampak nya tidak terlalu parah. Pengobatan terhadap leptospirosis pada manusia dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik.

Karena gejala penyakit ini umumnya ringan dan bisa sembuh sendiri, biasanya pasien hanya diminta beristirahat. Pengobatan hanya untuk mengurangi gejala-gejalanya. Jika penyakitnya menjadi parah maka akan diberikan antibiotik.

Pencegahan leptospirosis dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar agar tidak menjadi sarang tikus. Penanganan sampah rumah tangga dilakukan secara benar dengan cara tidak menginapkan sampah di dalam rumah dan tempat sampah diusahakan tertutup rapat sehingga tidak menjadi sumber makanan tikus.

Penyakit ini umumnya menyerang di lokasi pasca banjir, oleh sebab itu kita perlu waspada setelah bencana banjir. tetap perhatikan kondisi lingkungan. Jika ada bagian tubuh yang mengalami luka, tutup dengan rapat sehingga air tidak mudah masuk. Tetap gunakan alas kaki saat berjalan di genangan air banjir. (RAPP002)