Tak Lagi Gunakan Kereta Kuda, Indartato Jalan Kaki di Kirab Budaya Hajatan ke-272

oleh -0 Dilihat
Bupati Indartato disambut warga Pacitan saat berjalan menuju ke Pendopo. (foto: Dinkominfo Pacitan)
Bupati Indartato disambut warga Pacitan saat berjalan menuju ke Pendopo. (foto: Dinkominfo Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN –Kesederhanaan mewarnai peringatan Hari Jadi ke-272 Kabupaten Pacitan, Minggu (19/2/2017). Ini tampak dari rangkaian kirab yang tidak lagi menggunakan kendaraan kereta kuda.

Bupati Indartato bersama isteri berjalan kaki dari titik pemberangkatan di Perempatan Penceng hingga Pendopo Kabupaten. Demikian pula dengan rombongan lain yang terdiri dari Ketua DPRD, Forkompimda, serta unsur pejabat lain juga berjalan kaki di belakang bupati.

Meski tampak sederhana namun antusiasme warga untuk menyaksikan dari dekat momen tahunan tersebut tak terbendung.

Kirab diawali penyerahan Tirto Wening dan Rucuh Pace. Tirto wening merupakan air suci yang diambil dari Sumur Njero di Petilasan Tumenggung Notopuro, Desa Sukoharjo. Adapun Rucuh Pace dipersiapkan oleh warga sekitar Petilasan Tumenggung Setriketipo, Desa Nanggungan.

Untuk diketahui, Rucuh Pace adalah jenis minuman yang dibuat dari air pace (mengkudu) dengan campuran pemanis gula Jawa. Kedua kelengkapan ritual tersebut dibawa ke Perempatan Penceng lalu diserahkan kepada Bupati Indartato. Orang nomor satu di Pacitan itu lantas meminum Rucuh Pace dan bersuci menggunakan Tirto Wening.




Sebagaimana dikutip dari laman Pemkab Pacitan, iring-iringan kirab bergerak menuju Pendopo Kabupaten. Diiringi ratusan personel berpakaian prajurit kerajaan lengkap, Bupati dan rombongan berjalan perlahan melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan Imam Bonjol, dan berakhir di Pendopo Kabupaten, Jalan JA Suprapto.

Sepanjang rute yang dilalui kirab, warga yang berjejal di kanan kiri jalan berebut jabat tangan dengan Bupati Indartato. Pak In pun tampak sabar melayani mereka hingga arak-arakan terlambat tiba sekitar 15 menit dari jadwal yang ditetapkan sebelumnya.

Kedatangan rombongan kirab di Pendopo Kabupaten disambut ratusan pejabat berpakaian beskap. Tidak itu saja, para mantan bupati yang pernah menjabat di Kota 1001 Gua juga tampak duduk di kursi kehormatan. Acara lalu dilanjutkan prosesi selama hampir setengah jam.

Bukan semata milik pemangku kepentingan, Hari Jadi kali ini juga melibatkan lebih banyak peran masyarakat. Ini tergambar saat prosesi rebutan gunungan digelar di halaman pendopo. Ratusan warga yang sebelumnya duduk di seputar lapangan berhamburan mendapatkan isi gunungan berupa jajanan pasar. (RAPP002)