KPH Lawu akan Terus Kembangkan Wisata Hutan Pinus Kita Tegalombo

oleh -1 Dilihat
pengunjung menikmati pemandangan pohon pandang di kawasan wisata Pinus Kita Gemaharjo. (Foto: Arif Sasono/Pacitan Adventure Service)
pengunjung menikmati pemandangan pohon pandang di kawasan wisata Pinus Kita Gemaharjo. (Foto: Arif Sasono/Pacitan Adventure Service)

Pacitanku.com, MADIUN – Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu DS akan mengembangkan dua kawasan Perum Perhutani di Sarangan, Magetan, dan Tegalombo, Pacitan, menjadi tempat wisata berbasis alam pada 2017. Dua lokasi wisata yang akan dikembangkan yaitu Omah Stroberi dan Pinus Kita.

Kepala Urusan Komunikasi Perusahaan KPH Lawu DS, Dwi Sulistyo Rini, mengatakan tahun ini KPH Lawu DS akan memanfaatkan dua lahan untuk kegiatan wisata. Untuk lahan di Sarangan dimanfaatkan untuk pembangunan Omah Stroberi, sedangkan di Pacitan untuk wisata hutan bernama Hutan Kita.

“Saat ini kedua lokasi wisata itu sudah mulai digarap dan beroperasi,” kata dia baru-baru ini, dilansir Madiunpos.

Dia menyampaikan kawasan hutan milik Perhutani dimanfaatkan untuk kegiatan wisata karena saat ini hasil produksi getah dan kayu menurun. Pengelolaan lahan dan tempat wisata itu menggandeng warga setempat.

Untuk objek wisata Pinus Kita di Pacitan, kata dia, dikembangkan dengan konsep wisata alam di hutan pinus. Nantinya dibangun dek untuk foto selfie di beberapa lokasi hutan pinus.




Pengembangan wisata hutan pinus tidak boleh merusak pohon di hutan. “Nanti akan kami pasang peraturan di beberapa lokasi untuk tidak merusak pohon. Pembangunan wahana juga dipastikan tidak merusak pohon dan alam,” jelas Listyo.

Lahan Perhutani yang dimanfaatkan untuk pengembangan wisata itu sekitar 2 hektare. Perhutani menggandeng warga sekitar untuk mengelola wisata hutan pinus itu. Sedangkan untuk Omah Stroberi, Perhutani menyiapkan lahan sekitar 2 hektare di kawasan Sarangan. Lokasi wisata ini menawarkan petik buah stroberi dan berfoto di kebun stroberi.

Di lokasi itu, pengelolaan juga menggandeng warga setempat. Setiap tahun, Perhutani mendapatkan pemasukan dari objek wisata itu senilai Rp10 juta. “Buah stroberinya setiap hari ada. Tapi pengunjungnya masih sedikit karena ini masih proses pengembangan,” kata dia. (RAPP002)