Diprotes Warga, Pesta Lampion Hari Jadi Pacitan ke-272 Dibatalkan

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Buntut protes dan keberatan dari sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan Masyarakat Pacitan Peduli Lingkungan dan Seasoldier Pacitan, rencana agenda pesta lampion yang akan digelar pada Rabu (22/2/2017) di Pantai Pancer Door akhirnya dibatalkan. Kepastian ini disampaikan langsung penanggungjawab acara tersebut sekaligus Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pacitan Endang Surjasri.

“Maturnuwun atensinya terhadap rencana pesta lampion dalam rangka hari jadi, sesuai petunjuk bapak Bupati, pesta lampion dibatalkan,”katanya pada Selasa (7/2/2017) di Pacitan.

Awalnya, kata Endang, tujuan digelarnya pesta lampion di Pantai Pancer Door tersebut awalnya adalah untuk membuka wisata di Pantai Pancer Door.

“Kemudian kami menyimak perbincangan, ada beberapa unsur masyarakat  datang ke Dinbudpar mengatakan bahwa pesta lampion akan meninggalkan sampah dengan pertimbangan lingkungan hidup. Kemudian kita diskusi dengan pak Bupati, ya sudahlah akhirnya diganti kegiatan lainnya,”imbuh mantan Camat Tegalombo ini.

Senada dengan Endang, Hendri pejabat setkab bidang pemerintahan juga menyebut bahwa ada masukan yang dirasa antara manfaat dan madharatnya tidak berimbang. “Disisi lain, karena sudah ada himbauan dari kemenhub untuk lampion atau balon udara yang tidak terkendali itu dapat mengganggu keselamatan penerbangan dan atau kebakaran,”ujarnya.




Sebelumnya seperti diberitakan di Pacitanku.com, elemen masyarakat Pacitan yang mengatasnamakan dirinya Masyarakat Pacitan Peduli Lingkungan mengaku keberatan dengan salah satu agenda dalam rangkaian Hari Jadi Pacitan ke 272, yakni pesta lampion yang akan digelar pada Rabu (22/2/2017) mulai pukul 19.00 WIB di Pantai Pancer Door.

Anita Bidaryati, koordinator Masyarakat Pacitan dan Seasoldier Pacitan mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya mendukung penyelenggaraan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke-272 sebagai daya tarik dan promosi potensi wisata Kabupaten Pacitan dalam upaya membangun perekonomian masyarakat.

“Namun demikian, semua lampion yang terbang akan kembali turun ke bumi dan menjadi sampah. Meskipun lampion tersebut diklaim berbahan biodegradable (ramah lingkungan dan mudah terurai), namun penguraiannya memerlukan waktu yang lama sehingga tetap beresiko. Kawat atau benang yang digunakan dapat membahayakan hewan yang menemukan sampah lampion, apinya  berisiko menyebabkan kebakaran juga mengganggu navigasi transportasi udara dan laut,”jelasnya, melalui surat yang dikirimkan kepada panitia Hajatan ke 272, baru-baru ini.

Lebih lanjut, Anita mengatakan bahwa penerbangan lampion sendiri merupakan kebudayaan Cina yang kemudian menjadi populer dalam berbagai perayaan. Namun demikian, karena beresiko menimbulkan bahaya, dan terutama menimbulkan sampah, pesta lampion di beberapa negara telah dilarang, seperti di Austria, Australia, Brazil, Selandia Baru, Spanyol, Jerman, sebagian Kanada, 13 negara bagian di Amerika, Vietnam, dan pembatasan di Thailand.

Selain itu, Anita juga menyoroti bahwa pada Selasa (21/2/2017) merupakan Hari Peduli Sampah Nasional. Yang pada tahun 2016, diperingati dengan pencanangan Gerakan Nasional Indonesia #BebasSampah2020.

Pada saat itu tercatat sebanyak 1.024 komunitas di 155 kota/kabupaten yang terdiri dari berbagai elemen, serentak melakukan kerja bakti nasional di masing-masing wilayahnya. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendukung semangat dan cita-cita bergerak untuk Indonesia #BebasSampah2020.

“Gerakan ini memiliki makna mendalam terkait visi besar membangun kepedulian dan kebersamaan dalam Pengelolaan Sampah yang berkelanjutan. Kami berharap Kabupaten Pacitan juga dapat mendukung gerakan tersebut demi upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup serta pariwisata Kabupaten Pacitan yang lestari,”ungkapnya lagi.

Dia mengungkapkan bahwa Masyarakat Pacitan Peduli Lingkungan dan Seasoldier Pacitan siap mendukung penuh segala kebijakan dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Pacitan yang berdampak positif bagi keberlangsungan lingkungan hidup lestari.

“Besar harapan kami pesta lampion ini dapat ditiadakan dan diganti dengan kegiatan yang lebih ramah lingkungan, seperti: pesta tabuh bedug atau rontek, program tanam pohon, light show, dan lain-lain. Sehingga, upaya peningkatan pariwisata di Kabupaten Pacitan dapat beriringan dengan Gerakan Indonesia #BebasSampah2020 serta upaya mewujudkan Pacitan Berseri (Bersih, Sehat dan Lestari) sebagaimana tercantum dalam Visi, Misi dan Program Pembangunan Kabupaten Pacitan,”pungkasnya. (RAPP002)