DPRD Minta Pemkab Perbaiki Jalur Wisata ke Pemandian Air Hangat

oleh -0 Dilihat
Jalur di Nguntoronadi yang jebol. (Foto : Timlo.net)
Ilustrasi jalur rusak
Jalur di Nguntoronadi yang jebol. (Foto : Timlo.net)
Ilustrasi jalur rusak

Pacitanku.com, ARJOSARI – Jalan menuju destinasi pariwisata tidak bisa dipandang remeh. Pasalnya, yang melewatinya adalah para wisatawan yang ingin menikmati objek wisata. Dari sekian banyak, jalan menuju objek wisata pemandian air hangat Tirto Husodo di Karangrejo, Arjosari, termasuk rusak parah.

Kerusakan jalan mencapai sekitar lima kilometer. Titik kerusakan jalan tidak hanya bergelombang, namun juga lubang nan menganga. ‘’Kami merekomendasikan pemkab untuk melakukan perbaikan di titik-titik kerusakan jalan menuju tempat wisata itu,’’ ujar Ketua DPRD Pacitan, Ronny Wahyono, baru-baru ini, dilansir laman Radar Madiun.

Sorotan dewan terhadap kerusakan jalan menuju objek wisata pemandian air hangat Tirto Husodo bukan tanpa sebab. Lubang-lubang yang ada di sepanjang jalan diameternya bisa mencapai 60 sentimeter, dengan kedalaman mencapai sektiar 25 sentimeter. Lubang-lubang itu tidak hanya satu.

Melainkan tersebar di sepanjang lima kilometer jalan dari desa/kecamatan Arjosari, menuju Karangrejo. ‘’Walaupun jalan ini merupakan jalur pekerjaan waduk Tukul (di Karanggede, Arjosari), namun pemkab tetap harus turun tangan memperbaiki. Karena kaitannya dengan citra pariwisata daerah,’’ terangnya.

Menurut Ronny, wisatawan tidak memandang alasan mengapa jalan menuju objek wisata rusak. Yang mereka tahu hanya akses jalan menuju objek wisata itu buruk. Akhirnya, berita yang dibawa kembali oleh para wisatawan ke daerah asal pun bukan berita promosi yang baik.




Belum lagi, jika kerusakan jalan dapat menimbulkan celaka bagi para wisatawan. Pasalnya, menurut pandangan Ronny, berwisata itu ibarat dari hulu menuju hilir. Semua yang dilalui mulai berangkat, menikmati objek wisata, hingga pulang akan membentuk kesan pada para wisatawan.

‘’Jangan sampai, nila setitik bisa rusak susu sebelanga. Objek wisatanya bagus, tetapi akses yang buruk menyebabkan wisatawan ogah datang. Itu kan tidak diharapkan,’’ urainya.

Ronny menilai, perbaikan penting dilakukan karena membangun citra pariwisata daerah bukan perkara mudah. Butuh waktu untuk bisa membangun citra bagus pariwisata daerah. Dia menyarankan, perbaikan jalan bisa dilakukan pemkab secara bertahap, dengan memprioritaskan kerusakan terparah.

Perbaikan juga bisa dilakukan dengan tambal sulam jalan. Yang terpenting, tidak ada lubang-lubang yang mengganggu para wisatawan. ‘’Pemkab memang harus berkorban. Tidak perlu perbaikan menyeluruh. Bisa titik dengan kerusakan terparah,’’ tandasnya. (RAPP002)