Kepala Puskesmas Tegalombo: Makan Ikan Tingkatkan Kecerdasan Anak

oleh -12 Dilihat
Camat Tegalombo dan Dokter Puskesmas Tegalombo saat sosialisasi gemari. (Foto: kecamatan Tegalombo)
Camat Tegalombo dan Dokter Puskesmas Tegalombo saat sosialisasi gemari. (Foto: kecamatan Tegalombo)

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Tegalombo, dr Rosyid Ashari berharap gerakan makan ikan (Gemari) yang dicanangkan Pemerintah Pusat bisa terus dilakukan, terutama oleh anak-anak. Hal tersebut disampaikan Rosyid saat melakukan sosialisasi Gemari di Taman Kanak-Kanak (TK) Mardi Putra I Tegalombo pada Selasa (24/1/2017) kemarin.

Menurut Rosyid, usia emas calon penerus generasi bangsa  harus selalu diperhatikan oleh semua pihak. Untuk itulah, Puskesmas Tegalombo mengadakan sosialisasi ke semua sekolah mulai PAUD/TK sampai dengan  sekolah lanjutan.

“Betapa pentingnya nilai gizi dalam ikan yang dikonsumsi oleh anak-anak kita guna meningkatkan kecerdasan,”kata Rosyid, sebagaimana dikutip dari laman Kecamatan Tegalombo, Rabu (25/1/2017).

Senada dengan Rosyid, Camat Tegalombo Djoko Putro Utomo menyebut bahwa  betapa pentingnya anak-anak sebagai generasi bangsa yang cerdas yang salah satunya adalah gemar makan ikan.




Sebagaimana diketahui, wilayah Kabupaten Pacitan yang berada di pesisir selatan Jawa cukup potensial untuk pengembangan perikanan. Baik perikanan laut maupun darat. Khususnya untuk peningkatan gizi dan kualitas pangan keluarga.

Beberapa waktu lalu, Ketua Forikan Pacitan Luky Indartato menyampaikan bahwa anak-anak akan memiliki kecerdasan lebih baik dengan mengkonsumsi ikan secara rutin. Sehingga, kata Luky, dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru di sekolah dan para orang tua. Hal tersebut penting karena faktor kebiasaan.

Dimana pada anak-anak kebiasaan makan secara teratur sulit dilakukan. Sebab mereka lebih fokus untuk bermain. “Di tingkat PAUD sepekan sekali ada kegiatan makan bersama. Anak-anak akan lebih senang jika gurunya yang memberi contoh,”katanya saat itu.

Guna merangsang minat mengkonsumsi ikan pada anak-anak perlu sebuah inovasi. Salah satunya dengan upaya kreatif. Yakni menganekaragamkan menu makanan berbahan dasar ikan. Sehingga minat anak-anak akan bertambah. Beberapa jenis olahan makanan yang telah populer diantaranya tahu tuna, otak-otak ikan, maupun bakso tuna.

Di Pacitan, kini telah ada 70 kelompok perajin makanan olahan berbasis ikan. Kelompok-kelmpk tersebut meruakan binaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan yang berawal dari kelompok ibu-ibu nelayan. Melalui terobosan tersebut Luki Indartato berharap konsumsi ikan di Pacitan semakin meningkat. “Saat ini angka konsumsi ikan kita baru 16,26 kg per kapita setiap tahun dan kita optimis semakin lama semakin meningkat,”kata Luky lagi.

Secara nasional, konsumsi ikan Indonesia sebesar 32,24 kg/kapita/tahun, berada di peringkat kelima setelah Malaysia sebesar 58,1 kg/kapita/tahun,  Myanmar sebanyak 55 kg/kapita/tahun, Vietnam sebanyak 33,20 kg/kapita/tahun dan Filipina sebesar 32,70 kg/kapita/tahun. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggiatkan masyarakat mengkonsumsi ikan dengan Gemari.

KKP merasa optimis kampanye ini bisa membantu mengurangi ketergantungan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap daging sapi yang saat ini harganya tinggi. Hal itu, karena ikan mengandung gizi yang sangat baik tapi harganya lebih terjangkau.

Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Minggu (25/6/2016). Menurut dia, dengan banyak mengonsumsi ikan, maka intelegensia anak-anak akan meningkat dan itu bagus untuk masa depan bangsa.“Karena itu ayo makan ikan mulai dari sekarang. Masyarakat Indonesia harus gemar lagi makan ikan dari sekarang,” ungkap dia di sela pasar ikan murah yang digelar kemarin.

Susi mengatakan, ketergantungan masyarakat selama ini terhadap daging sapi, juga seharusnya bisa dikurangi secara bertahap. Hal itu, karena harga daging sapi saat ini terhitung mahal dan berbanding terbalik dengan harga ikan yang sangat terjangkau untuk semua kalangan masyaakat.“Jelas ini menguntungkan masyarakat. Karena harga beli jadi lebih terjangkau. Ini harus dimanfaatkan dengan baik,” tutur dia.

Dengan kondisi sekarang, Susi menyebut, daya konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih jauh di bawah rerata masyarakat Jepang. Saat ini, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih sekitar 40 kilogram per tahun per orang, dan sementara di Jepang sudah mencapai 80 kg per orang per tahun. “Itu jumlah yang rendah. Kita harus bisa meningkatkan daya konsumsi ikan. Karenanya, kita harus gemar makan ikan,” jelas dia.

Susi meyakini, semakin banyak mengonsumsi ikan, maka semakin banyak kandungan baik yang ada di dalam ikan bisa dinikmati oleh masyarakat. Jika itu terjadi, maka generasi bangsa Indonesia akan bertumbuh dengan sangat baik karena memiliki intelegensia yang mumpuni. (RAPP002)