Kenali dan Waspadai Penyakit Leptospirosis yang Mematikan

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Ancaman yang ditimbulkan leptospirosis tidak sepele. Lima orang di Pacitan terjangkit sejak 2016. Empat di antaranya meninggal. Sementara itu, seorang penderita lainnya masih dirawat intensif di ICU RSUD dr Darsono.

Catatan tersebut menandakan bahwa leptospirosis berhasil membunuh 90 persen penderita di Pacitan. Masyarakat diminta lebih waspada dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Sebenarnya, apa leptospirosis? Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menjangkiti banyak jenis hewan, termasuk burung, reptil, amphibi, dan mamalia. Leptospirosis merupakan penyakit hewan yang ditularkan ke manusia melalui air, makanan, dan lingkungan yang terkontaminasi.

Bakteri penyebab leptospirosis adalah spesies Leptospira yang termasuk dalam klasifikasi spirochaetes. Di daerah yang beriklim sedang, infeksi leptospirosis biasanya terjadi pada bulan Februari, Maret, Agustus, dan September.

Leptospirosis juga dikenal sebagai demam lumpur, demam rawa, dan penyakit penggembala babi. Bakteri penyebab infeksi keluar melalui urin pada hewan yang terinfeksi, yang kemudian akan bercampur dengan tanah dan sumber air terdekat.

Bakteri akan masuk dalam tubuh manusia saat air, tanah, ataupun makanan yang terkontaminasi kontak dengan kulit yang luka, mata, maupun membran mukosa. Pada banyak orang, leptospirosis tetap tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) meskipun orang tersebut telah terinfeksi.




Bila pun ada gejala yang nampak, biasanya gejala tersebut tidak jelas dan mirip dengan gejala penyakit lain. Leptospirosis termasuk penyakit sistemik yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan.

Masa inkubasi leptospirosis adalah 2 hari sampai 4 minggu setelah terinfeksi. Seperti kasus infeksi lain, salah satu gejala yang paling menonjol dari leptospirosis adalah munculnya demam dan naiknya suhu tubuh.

Kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh mencoba melawan bakteri. Infeksi bakteri terbagi dalam dua fase, dengan fase kedua lebih parah dari fase sebelumnya. Kedua fase dipisahkan oleh periode beberapa hari, dimana pasien merasa lebih baik.

Beberapa gejala leptospirosis yang biasa nampak pada fase pertama (fase akut) diantaranya sakit kepala parah, nyeri otot, menggigil, batuk, sakit tenggorokan, warna kulit kekuningan (jaundice). Kemudian mata kekuningan, mata berair, mata kemerahan, nyeri pada mata, ruam kulit, sakit perut, diare, muntah dan sensitif terhadap cahaya.

Gejala-gejala tersebut cukup umum sehingga membuat bingung dan sering dikira sebagai gejala dari penyakit lain. Identifikasi gejala leptospirosis pada fase awal sangat penting untuk menghindari komplikasi kesehatan yang parah. Jika dibiarkan tidak diobati dalam waktu yang lama, maka fase akut akan berlanjut ke fase kedua.

Gejala fase kedua dari leptospirosis meliputi kerusakan ginjal, meningitis (radang selaput otak), komplikasi pernapasan, dan gagal hati. Gejala-gejala fase kedua bisa mengancam jiwa, jadi seseorang yang menderita leptospirosis harus segera mendapatkan perawatan kesehatan. (RAPP002)