BPBD Minta Nelayan Pacitan tak Melaut Karena Cuaca Buruk Siklon Tropis

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi nelayan di perairan Pacitan. (Foto : Dok.Pacitanku)
Ilustrasi nelayan di perairan Pacitan. (Foto : Dok.Pacitanku)
Ilustrasi nelayan di perairan Pacitan. (Foto : Dok.Pacitanku)
Ilustrasi nelayan di perairan Pacitan. (Foto : Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Nelayan di sepanjang perairan pantai di wilayah Pacitan, yang terbentang dari arah timur hingga barat, diimbau untuk tidak memaksakan diri melaut. Ini karena cuaca buruk di laut dengan adanya siklon tropis.

Fenomena alam yang berpusat di laut Australia itu menimbulkan anomali (ketidaknormalan) cuaca yang dirasakan hingga daratan Pacitan. Yang terbaru, joglo di Pantai Pancer Door roboh akibat terjangan angin kencang yang datang secara tiba-tiba, Jumat (13/1) lalu.

Anomali tersebut bisa dirasakan hingga daratan wilayah Pacitan. ‘’Dampaknya memang dirasakan sampai di daratan Pacitan. Jadi bukan hanya di laut saja,’’ terang Kepala BPBD Pacitan, Tri Mujiharto, kemarin.

Tri menuturkan, siklon tropis merupakan fenomena musiman. Kerap terjadi antara bulan Januari hingga Maret. Fenomena tersebut berpusat di lautan Australia. Mulanya, adanya tekanan rendah udara di perairan australia memnyebabkan kenaikan suhu muka laut. Tekanan tersebut kemudian terus membentuk pusaran hingga menjadi pusat badai.

Pusat badai yang dihasilkan cukup besar. Lantaran dampaknya bisa dirasakan di sepanjang pesisir selatan Jawa, termasuk di Pacitan. ‘’Laut di selatan Jawa atau Samudera Hinda terkena imbas dari ekor badainya saja. Jadi bisa dibayangkan ekor badainya saja sudah bisa membuat anomali pada angin dan gelombang, bagaimana di sekitar pusat badai,’’ ujarnya.




Di laut dan daratan Pacitan, imbas yang bisa dirasakan dampak dari siklon tropis tersebut yakni angin kencang, hujan deras, serta gelombang yang tinggi. Ketiganya bisa datang secara mendadak.

Dari angin yang mulanya sepoi berhembus, dapat berubah menjadi ganas seketika. Namun, cepat pula angin kencang itu kemudian berangsur normal. ‘’Yang jelas, imbas anomali itu juga semakin memperkuat ombak yang ada di lautan,’’ katanya.

Karena itu, menurut Tri, yang paling merasakan imbas anomali tersebut nantinya adalah para nelayan. Selama ini, ketika memasuki Januari hingga Maret, para nelayan memang enggan melaut karena cuaca buruk.

Namun, dengan adanya imbas anomali siklon tropis, melaut di sekitar Teluk Pacitan pun harus lebih ekstra hati-hati. Disamping para nelayan, masyarakat yang mencari nafkah atau wisatawan yang beraktifitas di pesisir pantai pun harus lebih waspada.

Begitu ada tanda-tanda angin kencang mulai berhembus, harus mulai berlindung atau menghindari benda yang berpotensi roboh. ‘’Kewaspadaan ini perlu ditingkatkan ketika di pesisir pantai. Agar jangan sampai ada korban,’’ terang Tri. (mg4/rif/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun