Faskes Semakin Lengkap, RSUD dr Darsono Pacitan Kini Miliki CT-Scan

oleh -26 Dilihat
RSUD dr Darsono Pacitan kini memiliki CT Scan. (Foto: Ronny Wahyono/Facebook)
RSUD dr Darsono Pacitan kini memiliki CT Scan. (Foto: Ronny Wahyono/Facebook)

Pacitanku.com, PACITAN – Dalam rangka penyiapan peningkatan status dari tipe C menjadi tipe B sekaligus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono terus berbenah dengan melengkapi fasilitas kesehatan. Terbaru, RSUD dr Darsono kini memiliki computerized tomography atau biasa disebut CT scan. Tak hanya itu, bulan Maret 2017 mendatang, RSUD yang terletak di pusat kota Pacitan ini juga menyediakan 10 alat cuci darah Hemodialisis.

Sebagai informasi, CT scan adalah mesin pemindai berbentuk lingkaran yang besar, cukup untuk dimasuki orang dewasa dengan posisi berbaring. Alat ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memonitor beragam kondisi kesehatan.

Menurut Bupati Indartato saat memberikan sambutan dalam peresmian proyek pelayanan kesehatandi RSUD dr Darsono, Jalan Ahmad Yani nomor 51, Pacitan, Kamis (12/1/2017) mengungkapkan bahwa  dengan semakin lengkapnya faskes di rumah sakit terbesar di Pacitan itu, pelayanan kesehatan untuk masyarakat akan semakin dimudahkan. “Dengan ini kami resmikan pelayanan kesehatan masyarakat, dan dengan lengkapnya fasilitas kesehatan, maka rakyat tidak perlu lagi belajar ke luar derah” katanya.

Penambahan faskes di Pacitan ini sendiri merupakan salah satu program yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pacitan. Indartato juga mengatakan bahwa akan ada penambahan dokter spesialis agar pelayanan masyarakat semakin baik. “Saat ini RSUD Pacitan memiliki 18 dokter dengan keahlian khusus, upaya menyekolahkan dokter umum‎ menjadi dokter spesialis akan menjawab keluhan masyarakat akan pelayanan kesehatan selama ini,” tandasnya.

Selain CT Scan, dalam kesempatan tersebut Bupati juga meresmikan gedung rawat inap kelas III. Pemkab menggelontor anggaran sekitar Rp 11 miliar menuntaskan pekerjaan fisik yang sempat mandek tersebut. Dana Rp 11 miliar digunakan untuk melanjutkan proyek gedung rawat inap tersebut yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2016. Perinciannya, Rp 7 miliar untuk fisik bangunan. Sedangkan Rp 4 miliar untuk pengadaan alat kesehatan.




Direktur RSUD dr Darsono Pacitan Iman Darmawan mengatakan bangunan ruang rawat inap kelas III itu akan terdiri dari dua lantai. Penggunaannya untuk ruang rawat anak-anak dan sebagian ruang untuk penanganan pasien penderita stroke. ‘’Akan ditambah unit stroke, karena kecenderungan pasien untuk kasus penyakit stroke di Pacitan naik,’’ terangnya.

Sementara bangunan lama dibongkar dan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) di lingkungan RSUD dr Darsono. Penyediaan RTH itu sebagai upaya untuk menata kondisi lingkungan rumah sakit. Mengingat jumlah RTH yang ada di sekitar RSUD dr Darsono masih terbatas. ‘’Ruang gizi itu akan kami pindah dan diganti menjadi RTH. Supaya lebih terang,’’ ungkapnya.

Bupati Indartato saat meresmikan sejumlah proyek kesehatan di RSUD dr Darsono. (Foto: Ronny Wahyono/Facebook)




Adapun, rincian pembangunan proyek tersebut, pada tahun 2016, sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar untuk pembangunan tahap awal gedung utama RSUD dr Darsono. Gedung baru tersebut memiliki tinggi tiga lantai terdiri dari ruang manajemen, rapat, komite medik untuk dokter dan perawat. Untuk bekas ruang Soka dibongkar dan direhab dijadikan ruang poliklinik spesialis. 

Diungkapkan, pembangunan fisik rumah sakit pelat merah tersebut tidak akan berhenti di tahun 2017. Pembangunan bakal terus dilanjutkan hingga delapan tahun ke depan. Itu sudah sesuai dengan masterplan yang telah dibuat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pacitan. ‘’Seperti arahan bupati, pada 2020 nanti rumah sakit bisa menjadi tipe B,’’ ujar Iman.

Sebelumnya, pada tahun 2015, pemkab sudah menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk meningkatkan fasilitas pelayanan RSUD dr Darsono. Mulai pembangunan pagar keliling rumah sakit senilai Rp 729 juta, ruang CT Scan Rp 404 juta, ruang pelayanan rawat inap kelas III Rp 7,2 miliar, serta rumah dinas dokter di Kelurahan Sidoharjo sebesar Rp 1,3 miliar.

Untuk pembangunan ruang pelayanan rawat inap kelas III, lanjut Iman, untuk meningkatkan kapasitas kamar pasien. Pada proyek yang diresmikan Bupati tersebut ada sekitar penambahan 96 kamar baru. Sebelumnya, rumah sakit hanya memiliki sebanyak 196 kamar rawat inap. Minimnya jumlah kamar tersebut, diakui mengakibatkan antrean pasien rawat inap menumpuk. Tak jarang, mereka akhirnya memilih berobat ke luar daerah karena telah kehabisan tempat atau kamar rawat inap. (RAPP002)