Harga Solar tak Ikut Naik, Nelayan Pacitan Sedikit Lega

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi nelayan anti solar. (foto: berita Daerah)
Ilustrasi nelayan anti solar. (foto: berita Daerah)

Pacitanku.com, PACITAN – Nelayan Pacitan bisa sedikit bernapas lega. Kenaikan BBM yang ditetapkan Pertamina mulai Kamis (5/1) lalu tidak termasuk harga solar. Saat ini, harga solar masih tidak beranjak dari Rp 7.000 per liter. Jika sampai naik, mereka takut hal itu berimbas pada kenaikan biaya operasional. Keuntungan yang didapat pun ditakutkan menjadi tidak maksimal.

‘’Terlebih saat ini para nelayan tidak bisa melaut sampai jauh karena cuaca buruk. Jika harga solar ikut naik tentu dampaknya sangat dirasakan nelayan,’’ ujar Kabid Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dinas Perikanan, Bambang Marhendrawan.

Bambang mengungkapkan, situasi yang dialami para nelayan saat ini memang serba salah. Cuaca buruk di lautan diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir Februari nanti. Hingga saat itu, nelayan hanya mampu mencari ikan di seputaran teluk Tamperan.

Pun, hanya segelintir dari mereka yang melakukannya karena tidak banyak ikan yang bisa didapat. Jika lebih jauh dari teluk, para nelayan tidak berani. Sebab ombak di tengah laut bisa mencapai empat meter. ‘’Keuntungannya dari mencari ikan di teluk juga tidak seberapa,’’ ujarnya.

Jika harga solar ikut naik, bisa lain ceritanya. Bisa-bisa, melaut di teluk pun mereka enggan. Sebab, kenaikan harga solar, menurut Bambang, bisa berimbas pada kenaikan biaya operasional melaut para nelayan. Masih ada untung yang didapat jika harga ikan juga naik.

Namun ternyata tidak. Harga ikan sejak awal Januari lalu turun dari Rp 21 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Bambang berusaha mengerti posisi para nelayan jika solar ikut naik. Sebab, mereka turut berkontribusi terhadap industri perikanan Pacitan. Tahun lalu saja, tangkapan ikan di Pacitan mencapai 15 ribu ton. ‘’Kontribusi mereka besar. Jadi jangan sampai lah solar ikut naik,’’ terangnya.




Salah seorang nelayan, Marsudi, mengungkapkan dia akan sangat terdampak jika harga solar naik. Biasanya dalam sekali melaut antara lima hingga sepuluh hari, Marsudi membawa persediaan solar sampai dua ton.

Kapalnya seberat 10 gross ton. Dalam sekali melaut, dia biasanya mampu menangkap sekitar tiga hingga empat ton ikan. Pendapatan yang dia peroleh sekali penangkapan hampir 70 persen dikeluarkan lagi untuk biaya operasional. ‘’Melaut itu tidak hanya bergantung pada cuaca saja. Kami juga bergantung pada harga solar dan harga ikan,’’ ujarnya. (mg4/rif/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun