Waspada, Ada Banyak Titik Amblas di Jalur Nasional Pacitan-Trenggalek

oleh -1 Dilihat

jalur-trenggalek-pacitanPacitanku.com, TRENGGALEK – Bencana alam masih menjadi ancaman, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa Timur. Tercatat, ada sejumlah titik ruas jalan nasional di wilayah Trenggalek retak dan amblas. Kondisi tersebut mengancam akses lalu lintas jalur nasional Pacitan-Trenggalek.

Informasi dari Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Trenggalek, Heru Sudjio Budi Santoso pada Minggu (4/12/2016) kemarin,  ruas jalan nasional yang retak dan amblas terjadi di KM 14 dan 40 Trenggalek-Pacitan, KM 16 dan 18 jalur Trenggalek-Ponorogo serta satu titik retakan di ruas jalan nasional Durenan-Prigi, tepatnya di dekat obyek wisata Gua Lowo.  Selain itu juga jembatan Lembu Peteng di Tulungagung juga mengalami retak, padahal jembatan itu merupakan akses utama menuju Trenggalek.

Menurut Heru, kondisi retakan tanah yang terjadi cukup mengkhawatirkan, salah satunya yang berada di KM 18, tepat di tugu perbatasan Trenggalek-Ponorogo. Di lokasi tersebut, retakan tanah terjadi melintang di jalan raya dan membujur hingga radius 100 meter bahkan saat ini beberapa titik asal jalan juga mulai amblas.”Kalau sampai ambrol, akses Trenggalek-Ponorogo dipastikan akan terputus, mengingat retakan terjadi di sisi utara dan selatan jalan,” katanya dilansir Detikcom.




Kondisi tugu perbatasan saat ini telah miring dan rawan ambruk. Beberapa pondasi bangunan yang ada di sekitar perbatasan juga mengalami retak, dengan lebar mencapai 10 cm. Untuk mengindari terjadinya kecelakaan lalu lintas, Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek memasang separator di beberapa titik jalan yang retak dan dan amblas. “Khusus jalurTrenggalek-Ponorogo yang parah di KM 18, karena cukup panjang retakannya. Kalau untuk KM 16 itu separuh badan jalan, akan tetapi retakannya belum terlalu lebar,”imbuhnya.

Kata dia, untuk jalur utama Trenggalek-Pacitan di KM 14 Desa/Kecamatan Suruh yang mengalami ambrol, saat ini mulai dilakukan perbaikan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN). Sedangkan jalan ambrol yang ada di KM 40 Desa Cakul, Kecamatan Dongko, kondisinya juga sangat berbahaya. Karena selain ambrol, terjadi retakan hingga separuh badan jalan. Saat ini kepolisian setempat dan warga memberlakukan sistem buka tutup arus lalu lintas.

“Kita semua berharap, jalan yang kondisinya cukup rawan tersebut bisa segera tertangani, sehingga akses jalan bisa kembali normal. Karena kalau sampai terputus, cukup besar kerugian yang akan ditimbulkan,” katanya.

Keretakan setidaknya terjadi di enam titik. Terparah, terjadi di sekitartugu perbatasan yang saat ini telah miring dan rawan ambruk. Sebelumnya, longsor terjadi di Dusun Kontho, Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Akibat kejadian itu, dua rumah warga yang terkena longsor mengalami kerusakan parah.

Sebelum kejadian, hujan turun mengguyur wilayah Kecamatan Ngrayun. Meski hujan yang turun tidak lebat namun cukup lama sekitar 17 jam. Sehingga kondisi tanah yang labil dan tidak bisa menahan derasnya air mengakibatkan terjadinya tanah longsor dan menimpa 2 rumah warga. Dua rumah warga yang tertimpa milik Sucipto (52) dan Waimin (44). (RAPP002)