Kisah Jani, Nenek Tuna Netra yang Hampir Tertimpa Material Longsor di Nawangan

oleh -0 Dilihat
Kasi Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Pujono
Relawan BPBD Pacitan saat berkunjung ke Nenek Jani, salah satu korban longsor Nawangan. (Foto: Bagus Surya Pratikna)
Relawan BPBD Pacitan saat berkunjung ke Nenek Jani, salah satu korban longsor Nawangan. (Foto: Bagus Surya Pratikna)

Pacitanku.com, NAWANGAN – Bencana alam tanah longsor yang merusak 27 rumah di 7 dusun di Desa Sempu, Kecamatan Nawangan pada Kamis (24/11/2016) dini hari menyisakan duka mendalam. Meski tak ada korban jiwa, namun kesedihan mendalam dialami warga terdampak bencana tanah longsor di Dusun Wedang,  Dusun Tanggung, Dusun Jajar, Dusun Pangeran, Dusun Brumbung dan 1 rumah di Dusun Krajan, salah satunya adalah Nenek Jani, warga RT/RW 03/XIII, Dusun Jajar Desa Sempu.

Nenek Jani, wanita berusia 60 tahun ini adalah satu diantara korban bencana tanah longsor yang mengagetkan saat dini hari itu. Wanita lanjut usia yang mengalam tuna netra ini sedih, lantaran dirinya hampir saja tertimpa longsoran yang meratakan rumahnya.  Ia tak sempat menyelamatkan diri saat longsor itu terjadi. Mbah Jani juga sempat tertimbun bangunan rumahnya beberapa saat sebelum diselamatkan warga lain, namun beruntung dirinya masih bisa selamat meski akhirnya material longsor yang terdiri dari tanah berbatu meratakan rumah miliknya.

Jani tak menyangka dirinya akan menjadi korban tanah longsor. Bencana yang terjadi tiba-tiba itu membuat dirinya tak sempat menyelamatkan diri. Apalagi, selama ini dia tinggal sendiri di rumah. Suami dan anaknya sudah pergi meninggalkannya hidup sebatang kara.

Akibatnya, rumah yang dihuninya selama ini rata dengan tanah. Kerugian materi akibat peristiwa tanah longsor yang menimpa rumah nenek Jani mencapai Rp 20 juta. Rumah nenek Jani beserta tiga rumah lain, yakni Siti, Tumi, dan Muswadi di Dusun Jajar masuk kategori kerusakan paling parah, karena mayoritas bangunan rata dengan tanah.

Saat ini Jani diungsikan ke tempat tinggal saudaranya. Sebab, rumah yang ditempatinya selama ini dan pernah mendapatkan bantuan rehab melalui program rumah tidak layak huni (RTLH) tahun 2014 tersebut ambruk. Dari kejadian itu

Selain Nenek Jani, Muswadi adalah korban tanah longsor dengan kerusakan sangat parah dan kerugian mencapai Rp 50 juta. Rumah pria berusia 35 tahun asal RT/RW 02/XVI Dusun Tanggung, Desa Sempu, Nawangan ini hancur pada bagian samping. Tak hanya itu, dua unit sepeda motor miliknya juga tertimbun material longsor. 


Diberitakan sebelumnya, bencana tanah longsor merusak puluhan bangunan milik warga Desa Sempu, Kecamatan Nawangan pada Kamis (24/11/2016) sekitar pukul 01.30 WIB hingga pukul 04.00 WIB. Tanah longsor tersebut terjadi karena hujan terus menerus selama sekitar 5 jam pada Rabu malam.

Akibatnya, sebanyak 27 rumah rusak tersebut tertimpa longsor dari tebing setinggi 80 meter. Tidak ada korban jiwa, namun hunian milik warga setempat tak bisa ditempati lagi. Sebanyak 27 rumah rusak, dimana diantaranya 4 rumah rata dengan tanah, 23 rumah rusak sedang-berat, 3 sepeda motor tertimbun longsoran dan sejumlah hewan ternak yang juga tertimbun longsoran.

Dari total 27 rumah rusak tersebut, sebanyak 3 rumah di Dusun Wedang,  7 rumah di Dusun Tanggung, 12 rumah di Dusun Jajar, 2 rumah di Dusun Pangeran, 2 rumah di Dusun Brumbung dan 1 rumah di Dusun Krajan. Meski tak ada korban jiwa, akibat kejadian bencana tanah longsor tersebut, kerugian material mencapai Rp 148 juta untuk 14 rumah di 3 dusun. Sementara berdasarkan penghitungan sementara, total kerugian material untuk 27 bangunan rusak itu mencapai Rp 167 juta.

Tri Mudjiharto, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan menjelaskan, begitu mendapat informasi terkait bencana tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompinda). Tim lalu menuju lokasi untuk membantu proses evakuasi korban.

Tim BPBD juga melakukan penghitungan terkait bantuan yang dibutuhkan para korban. Sedangkan bagi warga yang rumahnya roboh sementara diungsikan ke rumah tetangga terdekat.”Untuk sementara bantuan yang bisa diberikan berupa sembako. Tentu saja sambil kita kaji untuk mengetahui hal-hal lain yang mereka butuhkan,” katanya.

Sutrisno, Kepala Dusun Tanggung, Desa Sempu menyampaikan karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan, para penghuni sekitar 100 rumah harus diungsikan. Sebab dimungkinkan, akan terjadi longsor susulan.

Karena, selain dampak rusaknya bangunan, dampak tanah longsor tersebut menyebabkan jalan Desa Sempu menuju Desa Ngunut di Bandar tidak bisa dilewati. “Potensi longsor pun masih besar, khususnya di Dusun Tanggung dan Dusun Jajar karena tanah yang berada di tebing atas sudah retak dan hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi,”ujarnya. (RAPP002)