Kerugian Akibat Sawah Terkena Banjir di Pacitan Capai Rp 25 Juta

oleh -0 Dilihat

banjir66Pacitanku.com, PACITAN – Tidak hanya pemukiman warga, banjir juga mengakibatkan puluhan hektare sawah menjadi lautan. Petani terancam menderita kerugian cukup besar lantaran 77 hektare sawah di dua desa tersebut terendam air. Bahkan 25 hektare di antaranya tidak bisa dipanen alias puso.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan Pamuji menyebutkan, lahan pertanian yang paling banyak mengalami kerugian berada di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kebonagung serta Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan. Total kerugian mencapai sekitar Rp 25 juta. ‘’Mudah-mudahan untuk padi bisa pulih kembali, sedangkan kedelai tampaknya akan puso,’’ ujarnya, baru-baru ini.

Melihat besarnya dampak banjir terhadap sektor pertanian, Pamuji menyarankan agar para petani memanfaatkan asuransi pertanian. Apalagi program asuransi pertanian tersebut masih disubsidi pemerintah. Semisal untuk tanaman pangan dari asuransi semula sebesar Rp 200 ribu, para petani bisa membayar hanya sekitar Rp 36 ribu per hektare. Sedangkan, kompensasi yang didapatkan bisa mencapai Rp 6 juta. ‘’Tapi, itu (besaran kompensasi) tergantung tingkat keparahannya,’’ katanya.

Sementara untuk asuransi hewan ternak, lanjut Pamuji, pemerintah memberikan subsidi sekitar Rp 40 ribu per ekor dengan dana penggantian mencapai sebesar Rp 16 juta. Oleh sebab itu, dia meminta para petani untuk bijak memanfaatkan program tersebut. ‘’Pasalnya, tidak selamanya keuangan daerah itu mampu mengatasi seluruh dampak bencana,’’ ungkapnya.

Diakuinya, mayoritas para petani masih keberatan membayar premi asuransi pertanian tersebut. Alasannya, karena faktor ekonomi. Padahal, program tersebut sebenarnya masih dalam tahap subsidi. Sehingga dirasa meringankan para petani terutama ketika lahan pertanian mereka tergenang air seperti saat ini. ‘’Walaupun nanti tidak disubsidi, saya pikir itu penting untuk pengamanan usaha. Karena sulit meramalkan kondisi cuaca dan kejadian bencana,’’ terangnya.

Bencana banjir Minggu (17/9) lalu membuat para petani mengalami kerugian besar karena padi yang mereka tanam terancam gagal panen. Seperti yang dialami Suparji. Dia hanya bisa tertegun memandangi tanaman padi di lahan 1 hektare miliknya tergenang banjir. Hand tractor yang dipakai membajak sawah juga ikut terendam. ‘’Sudah tidak diselamatkan lagi. Sawah saya sudah tertutup air,’’ ujar warga Dusun Krajan, Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan itu.

Selama ini dirinya hanya mengandalkan bertani sebagai mata pencaharian. Kini Suparji harus memutar otak bagaimana menghidup anak istri. Lagi pula sudah banyak modal yang dikeluarkan untuk menggarap sawah. ‘’Ya kalau bisa pemerintah secepatnya membuat tanggul supaya air tidak meluap. Kasihan kami kalau ini dibiarkan terus-menerus,’’ tegasnya. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun