Isu Anthrax tak Pengaruhi Harga Jual Hewan Kurban di Pacitan

oleh -0 Dilihat

ternak sapiPacitanku.com, PACITAN – Walaupun ditempa isu penyakit zoonosis namun harga hewan kurban di Pacitan tak terpengaruh. Harga sapi jenis limousine berusia 3 tahun berkisar Rp 21 juta hingga Rp 25 juta. Demikian pula dengan ternak kambing harga jualnya tetap tinggi.

“Nggak ada pengaruhnya. Yang jelas kami yang tiap hari mengurus ternak ini selalu berusaha agar ternak yang kami jual dalam keadaan sehat,” ujar Purwito, peternak asal Kecamatan Kebonagung kepada Radio Suara Pacitan.

Selain mengandalkan vaksinasi dari dinas terkait, lanjut Purwito, dirinya juga melakukan pencegahan secara swadaya. Untuk antisipasi penularan penyakit, dirinya menggunakan obat-obatan yang dapat dibeli di toko. Sedangkan untuk menambah gizi ternak peternak biasa menggunakan ramuan tradisonal. “Kalau yang obat-obatan bisa dibeli di toko. Dan yang berupa jamu banyak yang jual di pasar,” tambahnya.

Kepala Kantor Tanaman Pangan dan Peternakan, Pamuji menjelaskan seiring upaya pencegahan, pemantauan dan pencegahan pada daerah yang belum terjangkit. Pemantauan dilakukan dengan melihat gejala klinis ternak. Sedangkan untuk pencegahan, petugas memberikan vaksinasi bagi ternak yang sehat.

“Kami ingin pastikan semua ternak di Kabupaten Pacitan terpantau dan sehat. Dan untuk ternak yang didatangkan dari luar kami minta kerjasama para pedagang untuk mengawasinya,” imbuh Pamuji saat mendampingi bupati inspeksi mendadak ke Pasar Hewan, Jl Arif Rahman Hakim akhir pekan lalu.

Ketersediaan ternak sapi untuk kurban tahun ini diperkirakan mencapai 86.000 ekor. Adapun kambing 128.000 ekor. Sedangkan kebutuhan sapi untuk kurban sebanyak 600 ekor dan kebutuhan kambing kurban diperkirakan 4.000 hingga 5.000 ekor.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) sendiri Jawa Timur sudah melokalisir seluas 100 kilometer persegi lokasi hewan yang terkena penyakit anthrax di Pacitan, pasca temuan hewan kurban terjangkit virus yang mematikan tersebut.

“Sampai sekarang sudah dilokalisir dimana ditemukan anthrax pertama kali di Pacitan. Agar penyeberannya tak meluas,” ungkap Gubernur Jatim Soekarwo usai menyerahkan hewan kurban di Masjid Al Akbar Surabaya, Senin (12/9/2016).

Soekarwo kembali mengungkapkan untuk virus anthrax ini, pihaknya sudah menyiapkan dana Rp 2,5 miliar untuk pencegahannya.

“Ini sulit sekali mengatasinya. Butuh bertahun-tahun bisa sembuh dari anthrax. Pokoknya jangan sampai terjadi lagi di Jatim,” terangnya.

Dijelaskan oleh Soekarwo, untuk lokasi yang sudah terjangkit anthrax, pihaknya melakukan pembakaran terhadap tanah yang digunakan untuk mengubur hewan kurban yang terjangkit anthraks. “Sudah dibakar tanahnya  sampai sekelilingnya,” tandasnya. (Pur/Riz/RAPP002)