Cerita Indartato Tentang Pacitan Tempo Dulu: Daerah Tertinggal dan Terpencil

oleh -19 Dilihat
Pacitan tempo dulu. (Foto: Asep.Wordpress.com)
Pacitan tempo dulu. (Foto: Asep.Wordpress.com)
Pemandangan daerah Arjowinangun, Pacitan tempo dulu. (Foto: Asep.Wordpress.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Bupati Pacitan, Drs H Indartato, MM mengisahkan kondisi Pacitan pada 15 tahun yang lalu sangat jauh berbeda dengan saat ini. Hal itu disampaikan Indartato beberapa waktu lalu.

Saat itu, kata Indartato, Pacitan jarang terdengar gaungnya. Kalaupun ada, konotasinya cenderung negatif, seperti daerah tertinggal, terpencil atau kota mati. Fakta itu diakui Indartato yang kembali dipercaya rakyat memimpin Pacitan untuk periode yang kedua itu mengisahkan pengalaman pribadinya.

Menurut Indartato, dulu bila kita naik bus kota, kalau ditanya turun di mana pasti ngakunya turun di Ponorogo atau Solo. Jarang yang jujur bicara kalau turun di Pacitan.

Indartato menyebut bahwa masyarakat Pacitan seperti minder kalau mengaku sebagai orang Pacitan. Sebaliknya, lebih bangga menyebut diri sebagai orang Ponorogo atau Solo.

“Ini asli, fakta sekaligus pengalaman pribadi. 15 tahun lalu orang Pacitan lebih bangga mengaku sebagai orang Ponorogo atau Solo. Namun sejak Pak SBY jadi Presiden, orang Pacitan tidak minder lagi. Mereka justru bangga berasal dari daerah yang sama dengan Pak SBY. Bisa dibilang, Pak SBY itu Duta Kabupaten Pacitan,” jelasnya.

Kemudian, situasi berubah setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang notabene adalah putra asli Pacitan terpilih sebagai Presiden RI ke-6 pada pemilihan presiden tahun 2004.

SBY jadi Presiden, secara otomatis mengangkat pamor kabupaten yang merupakan tempat kelahiran SBY hingga menjalani masa remaja. Orang Pacitan pun sejak itu bangga menyebut dirinya orang Pacitan, lahir dan besar di Pacitan. Termasuk mereka yang merantau di kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Ketika mereka pulang kampung jelang lebaran, mereka pun dengan bangga menyebut akan pulang kampung ke Pacitan.

Senada dengan Indartato, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno mengungkapkan sejak SBY menjadi Presiden secara otomatis mengangkat nama kabupaten Pacitan.

Kunjungan wisatawan pun terus meningkat, di tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan mencapai 300 ribu orang. Pada tahun 2014 sudah mencapai 1, 5 juta orang, dan yang menggembirakan sampai Juli tahun 2016, wisatawan yang tercatat berkunjung ke Pacitan telah mencapai 1,4 juta orang.

Tingginya angka kunjungan wisata itu otomatis mendokrak pendapatan asli daerah (PAD), paling tidak dari karcis masuk ke daerah wisata. Sejatinya, Pacitan ini memiliki pemandangan alam yang sangat indah. “Orang akan berpikir dua kali ke Pacitan begitu tahu jarak tempuh dan lamanya perjalanan dari Surabaya. Kecuali mereka yang masih muda dan berjiwa petualang,” katanya.