Masa Tanggap Darurat Anthraks di Pacitan Berakhir

oleh -0 Dilihat
Kotoran Sapi Dimanfaatkan untuk Energi Biogas
Kotoran Sapi Dimanfaatkan untuk Energi Biogas
Kotoran Sapi Dimanfaatkan untuk Energi Biogas
kurban

Pacitanku.com, PACITAN – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menyatakan masa tanggap darurat penyakit menular pada hewan ternak (zoonosist) diduga virus anthrax telah berakhir, karena tidak ada lagi temuan kasus semenjak dilakukan vaksinasi masal selama tiga pekan.
    
“Pengobatan dan vaksinasi sudah dilakukan sesuai prosedur. Sekarang sudah terlampaui masa tanggap darurat sehingga semua sudah berjalan seperti semula,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pacitan, Agus Sumarno, di Pacitan, Jumat.
    
Agus mengatakan penyakit menular pada ternak yang terjadi di beberapa wilayah Pacitan belum bisa dinyatakan spesifik virus anthrax, sebab hasil uji laboratorium atas sampel ternak sapi mati yang pernah diambil petugas belum keluar.
    
Namun ia mengakui bahwa ciri-ciri kematian mendadak yang dialami sejumlah ternak sapi di wilayah Desa Cemeng, Kecamatan Donorojo dan di dua desa Kecamatan Pringkuku identik dengan gejala kematian ternak akibat virus anthrax, sekitar akhir Juli dan awal Agustus. “Suspect anthrax iya. Kami mewaspadainya ke situ. Bagaimanapun juga kami tidak boleh kecolongan,” kata Agus.
    
Dikatakannya, begitu mendapat laporan adanya ternak sapi mati misterius dinas peternakan langsung melakukan upaya pengendalian dan pencegahan, yakni dengan pengobatan serta vaksinasi di semua wilayah yang berpotensi terpapar.
    
Dan sekarang meski masa tanggap darurat selesai, kata dia, tim kesehatan hewan dinas tanaman pangan dan peternakan akan terus melakukan pengamatan dan vaksinasi ke desa-desa sekitar.
    
Saat ini Agus mengatakan petugas kesehatan hewan juga rajin menyosialisasikan cara beternak yang sehat kepada warga.”Saat ini sudah aman tapi kami harus waspada terus melakukan sosialisasi agar dalam hal pemeliharaan ternak, pengadaan ternak oleh masyarakat itu juga harus berhati-hati,” katanya.
    
Agus menyatakan, hingga saat ini Pemkab Pacitan masih memberlakukan pembatasan pengiriman ternak keluar desa-desa tersebut. Tujuannya selain mencegah penularan, kata dia, hewan ternak yang masih mengandung residu antibiotik tidak baik untuk (daging) dikonsumsi.
    
Sebelumnya, serangan penyakit mirip anthrax di Pacitan awalnya diketahui Juli. Saat itu, sejumlah ternak sapi milik wagra Cemeng Donorojo mati mendadak. Kejadian itu lalu merambah Kecamatan Pringkuku. Sapi milik kelompok tani di Dusun Pringkuku dan Ngadirejan juga mati dengan gejala mirip anthrax.
    
Penularan diduga terjadi akibat seekor sapi terjangkit yang dibeli dari luar daerah di sembelih di sekitar lokasi. Temuan sejumlah kasus diduga anthrax di Pacitan memaksa jajaran dinas peternakan di daerah sekitarnya, seperti Ponorogo, Trenggalek hingga Tulungagung meningkatkan kewaspadaan atas risiko penyebaran virus ternak yang bisa menular pada manusia dan menyebabkan kematian tersebut. (RAPP002/antara)