Pembangunan Museum Prasejarah Internasional Song Terus Dimulai Setelah Lebaran

oleh -11 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Rencana pemerintah pusat membangun museum prasejarah di kawasan situs Song Terus, Desa Wareng, Kecamatan Punung mendekati kenyataan. Jika tidak ada halangan, pembangunan musem prasejarah internasional ini akan dimulai bulan Juli mendatang atau setelah Lebaran.

Kepastian itu didapat menyusul kedatangan perwakilan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud ke Pacitan belum lama ini untuk proses penandatanganan dokumen fisik museum prasejarah tersebut dengan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan (DCKTRK) setempat.

Dalam dokumen itu disebutkan, anggaran untuk pembangunan museum situs Song Terus mencapai Rp 46,328 miliar. Rinciannya, konstruksi fisik museum menelan anggaran Rp 45 miliar, pengawasan pekerjaan dari pihak konsultan Rp 925 juta, serta pengelolaan kegiatan lapangan sekitar Rp 400 juta.

museum3
Maket Museum Song Terus. (Foto: Disbudpar/Pacitanku CJ)

Adapun, tahap realisasi pembangunan museum praserajah itu masih dalam proses lelang di tingkat pusat. ‘’Kalau tidak ada halangan, groundbreaking (pembangunan fisik awal) bisa dilakukan Juli mendatang,’’ ujar Tonny Setyo Nugroho Kasi Tata Bangunan DCKTRK Pacitan, baru-baru ini

Tonny mengungkapkan, secara teknis pengerjaan fisik pembangunan museum berikut penggunaan anggarannya akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama berupa pekerjaan struktur bangunan museum dengan kebutuhan anggaran awal sebesar Rp 20 miliar. Sedangkan, proses finishing menghabiskan dana sebesar Rp 25 miliar.


‘’Target penyelesaian akhir tahun 2017 mendatang. Karena awal tahun 2018, rencananya museum akan langsung dipakai untuk seminar internasional tentang keperbukalaan oleh kemendikbud,’’ katanya.

Sesuai detail enginering design (DED), lanjut Tonny, bangunan itu nantinya akan terdiri dari tiga lantai. Masing-masing untuk lantai bawah tanah (underground) berisi ruang penelitian, ruang pengelolaan koleksi, ruang rapat dan kantor.

museum2
Maket Museum Song Terus. (Foto: Disbudpar/Pacitanku CJ)

Sedangkan di lantai dasar meliputi VIP room, coffe shop, souvenir, area bermain tematik dan ruang pameran temporary. Sementara di bagian lantai atas terdiri dari ruang audio visual, auditorium, gudang dan ruang teknisi. ‘’Selain itu ditunjang dengan keberadaan menara atau tower setinggi 36 meter,’’ ujarnya.

Ia menambahkan, bangunan museum itu berdiri di atas lahan seluas 9.176 meter persegi. Saat ini pemkab telah menyediakan lahan seluas satu hektare untuk keperluan pembangunan museum tersebut. Belakangan, kebutuhan lahan kurang satu hektare lagi ruang terbuka hijau (RTH). ‘’Jadi kekurangan lahan itu nantinya akan diselesaikan kemendikbud berikut nilai pembebasan lahannya,’’ jelasnya.

Diakuinya, pembangunan museum prasejarah pemerintah pusat ke depan sangat menguntungkan daerah. Terlebih dalam aspek pembelajaran ilmu pengetahuan arkeologi. Selain itu juga dapat menjadi tempat tujuan wisata baru untuk penelitian.

Sebab keberadaan museum tersebut nantinya bakal dipadukan dengan lokasi penggalian di Gua Song Terus, Museum Buwono Keling serta Gua Tabuhan yang lokasi sangat berdekatan. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun