Hanya Sepeda yang Hibur Kesedihan Aris Setelah Kehilangan Istri Tercinta

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, BANYUWANGI – Aris Widodo, pria yang sudah masuk kategori lanjut usia ini mendadak menghebohkan, terutama dalam perhelatan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016, sebuah ajang balap sepeda internasional. Betapa tidak, pria berusia 78 tahun ini sengaja naik sepeda onthel dari rumahnya di Desa Krajan, Kecamatan Arjosari, Pacitan menuju kabupaten Banyuwangi, tempat diselenggarakannya acara bergengsi tersebut.

Aris mengatakan, bersepeda kini menjadi hiburan satu-satunya. Apalagi setelah istrinya meninggal dunia seratus hari yang lalu, ‎hanya bersepeda yang bisa menghibur kesedihannya. “Anak dan cucu saya bisa memahami hobi saya ini,” ujarnya.

ITDB-800x445Sepeda berwarna merah yang menjadi tunggangan setianya tersebut diberi oleh seorang rekannya 23 tahun yang lalu. Hingga kini kondisinya masih nyaman dipakai dan Arif pun benar-benar merawatnya dengan baik. Sepeda itu bersama Aris sejak 1993 lalu.

Seminggu sebelum ItdBI, dengan sepeda yang diberi bendera Merah Putih di bagian boncengannya, Aris pun berangkat ke Banyuwangi. Aris pun menyebut, balap sepeda ITdBI ini dirasanya cukup prestisius. Karena di ajang yang telah memasuki tahun kelima itu, berkumpul banyak orang yang cinta pada olahraga bersepeda.

“Saya merasakan kecintaan yang sama dengan mereka. Meski pun sekarang saya sudah tidak muda lagi, rasanya pengen ikut naik ke Gunung Ijen sambil bersepeda bareng pembalap-pembalap itu,” tandasnya.


aris onthel
Aris Widodo dan bupati Azwar Anas. Foto: Instagram Isun Banyuwangi

Setelah namanya mencuat dan diberitakan berbagai media, Aris pun diundang talkshow di Radio Mandala Banyuwangi, untuk mengisahkan perjalanannya ke Banyuwangi, yang jaraknya cukup jauh. Tak disangka, ternyata Bupati Abdullah Azwar Anas mendengarkan dialog Aris dengan Radio Mandala. Dirinya pun diundang khusus sang bupati di taman Blambangan, kamis kemarin pukul 13.00 WIB.

Makanya, jauh-jauh hari dirinya menyiapkan diri untuk hadir dan melihat langsung gelaran balap sepeda internasional. Selama seminggu pria ini mengayuh sepeda butut-nya tanpa lelah.”Saya seminggu naik ini (sepeda gunung). Saya ngontel sepeda ini sejak tanggal 5 Mei kemarin. Dari rumah sampai Banyuwangi,” ujar Aris.

Selama perjalanan, kata Aris, banyak kendala yang dihadapi. Mulai ban sepeda bocor yang menyebabkan dirinya harus berjalan puluhan kilometer, hujan dan teriknya matahari hingga menginap di koramil dan pom bensin dilakukan Aris untuk menuju Banyuwangi.

Selamat kakek Aris, semoga kesedihan ditinggal istrinya bisa sedikit terhibur, meski tak menghapus lara. (DPPP001)