Menpar: Pariwisata akan Jadi Sektor Penyumbang Devisa Terbesar

oleh -0 Dilihat
Pemandangan Watu Narada di pantai Buyutan yang elok. (Foto: Arif Sasono)
Tempat Wisata Pacitan, Pemandangan Watu Narada di pantai Buyutan yang elok. (Foto: Arif Sasono)

Pacitanku.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa sektor pariwisata akan mnjadi sektor penghasil devisa terbesar bagi negara. Walaupun kini pariwisata masih di bawah migas, batu bara dan minyak kelapa sawit, ke depan pariwisata akan jadi yang nomor satu.

“Nomor satu masih minyak dan gas bumi, lalu batu bara dan minyak kelapa sawit baru pariwisata. Tapi angka itu turun semua kecuali pariwisata,” ujarnya dalam acara Press Conference Bali & Beyond Travel Fair 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (10/5/2016) malam.

Arief kemudian menjelaskan, devisa migas turun dari USD 30 miliar ke USD 18 miliar. Batu bara dari USD 20 miliar ke USD 16 miliar. Kelapa sawit dari USD 17 miliar ke USD 15 miliar. Sedangkan pariwisata, naik dari USD 11 miliar ke USD 12 miliar.”Perlu anggaran 2 persen dari devisa yang diproyeksikan. Kalau mau devisa USD 10 miliar, maka 2 persennya yaitu USD 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun,” ujarnya.

Maka dari itu, anggaran yang diberikan pemerintah pada sektor pariwisata harus naik tiap tahun. Hal tersebut demi terwujudnya pulaa devisa yang terus naik tiap tahun. Anggaran tersebut, nantinya akan dipakai untuk lebih menggencarkan lagi promosi dan pengembangan destinasi pariwisata Indonesia.”Cara mudah dan murah untuk menghasilkan devisa adalah pariwisata. Pariwisata akan jadi penghasil devisa terbesar di tahun 2019,” tandasnya.


Dirinya pun punya jurus untuk memajukan pariwisata Indonesia yakni terkait pemasaran, pengembangan dan SDM pariwisata. Arief menegaskan, ketiga hal tersebut dilakukan secara bersamaan atau pararel. Pemasaran atau promosi berjalan, pengembanan destinasinya juga ikut berjalan. Lalu kelembagaan, yakni sumber daya manusia (SDM) terkait di bidang pariwisata pun berjalan.

Ia memberikan contoh, pertama kalinya Indonesia memiliki ’10 Bali baru’. Yang dimaksud adalah, 10 destinasi prioritas pariwisata Indonesia selain Bali, yang sedang digodok untuk bisa seterkenal dan sehebat Bali yang sudah punya nama di dunia.”Itu saja yang komitmen adalah Presiden. Kemungkinan besar akan tercapai,” tandas Arief.

Untuk pemasaran, Kementerian Pariwisata sudah turut serta dalam berbagai ajang pameran wisata di dunia. Sudah juga bekerjasama dengan Google, agar destinasi-destinasi pariwisata Indonesia makin menggaung namanya. “Kemudian SDM dibagi 3, yaitu sertifikasi profesi pariwisata sebanyak 32 profesi, sertifikasi masyarakat di 10 destinasi prioritas dan sertifikasi unit usaha hotel dan restoran,” tutupnya. (DPPP001)