Pelabuhan Teluk Magelon Pacitan Belum Masuk Skala Prioritas Pemerintah

oleh -2 Dilihat
Proyek Pembangunan Jembatan Gelon. (Foto : Dishubkominfo Pacitan)
Proyek Pembangunan Jembatan Gelon. (Foto : Dishubkominfo Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Pembangunan pelabuhan barang dan niaga di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) seolah berhenti sebatas wacana. Sejak direncanakan pada 2011 lalu, belum terlihat gelagat pekerjaan tersebut bakal terealisasi tahun ini.

Terkait dengan rencana pembangunan pelabuhan barang dan niaga, pemkab menanyakan kejelasan realisasi proyek di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan tersebut. “Ketika menghadap Menko Polhukam di Semarang akan saya sampaikan. Harapannya pembangunan pelabuhan ini bisa terus,’’ kata Indartato, bupati Pacitan baru-baru ini.

Namun demikian, Indartato sadar diri terkait realisasi pembangunan pelabuhan barang dan niaga di Teluk Magelon tersebut belum masuk skala prioritas pemerintah pusat saat ini.

Meskipun belakangan diketahui, megaproyek yang nanti dihandel Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pelabuhan Brondong Lamongan tersebut telah masuk program rencana strategis (renstra) pengembangan fasilitas pelabuhan laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun 2014-2019. ‘’Mungkin skala prioritas pemerintah pusat agak kurang, sehingga ini menjadi kendala,’’ tandasnya.




Indartato mengungkapkan, jika pembangunan pelabuhan barang dan niaga ini sangat vital bagi masyarakat Pacitan. Pasalnya, dapat meningkatkan perekonomian daerah. Serta memudahkan akses pengiriman barang bagi beberapa daerah di Jawa Timur bagian barat serta Jawa Tengah. ‘’Dengan adanya pelabuhan itu otomatis peredaran barang dan jasa nanti bisa lebih cepat,’’ ujarnya.

Sebagaimana diketahui, hingga kini, progres pembangunan pelabuhan barang dan niaga tersebut masih sebatas melengkapi dokumen upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL). Serta izin Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) berikut analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

‘’Informasinya, kantor Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pelabuhan Brondong Lamongan selaku pihak yang diberikan tanggungjawab oleh Kemenhub tinggal mematangkan perencanaan pembangunan. Termasuk keberadaan lahan yang bakal dijadikan lokasi berlabuhnya kapal,’’ ujar M Said Kabid Sarana dan Prasarana Dishubkominfo Pacitan, belum lama ini.

Said mengatakan bahwa keberadaan lahan cukup penting karena ada perubahan desain bangunan. Termasuk, mengubah arah bangunan yang awalnya direncanakan menghadap ke selatan diganti ke arah timur. Penyebabnya, di lokasi lama kerap terjadi pendangkalan serta derasnya terjangan ombak. ‘’Redesign itu juga bakal mempengaruhi anggaran. Biasanya diketahui usai adanya detail enginering design (DED),’’ katanya.

Said belum bisa memberikan informasi jelas terkait kebutuhan anggaran untuk proses awal pengerjaan pelabuhan di Teluk Magelon tersebut. Pasalnya, dari pihak Kemenhub sendiri masih merinci alokasi anggaran yang tersedia di pos APBN. \

‘’Kami akan terus komunikasi dengan UPT Pelabuhan Brondong Lamongan berapa besaran anggaran yang digunakan. Kalau sudah ada kejelasan pasti akan kami informasikan,’’ imbuhnya.

Dijelaskan, sesuai Detail Enginering Desain (DED) pemerintah pusat melalui Kemenhub membangun pelabuhan Gelon ini sebagai jalur distribusi barang dan niaga atau perdagangan.

Proyek tersebut rencananya menggunakan dana APBN sebesar Rp 45 miliar. Dan didukung APBD Provinsi Jatim Rp 23 miliar untuk membangun akses jalan menuju pelabuhan. Sedangkan pemkab kebagian jatah menyediakan lahan seluas 50 hektare.

Sesuai planning pembangunan pelabuhan ini, lanjut Said, rencananya pembangunan yang digawangi PT Sapta Adhi Pratama ini bisa menampung 20 hingga 30 kapal barang dan niaga serta kapal tambang. Melalui studi kelayakan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub 2014 lalu, kondisi Pantai Gelon dinilai mendukung untuk dijadikan pelabuhan barang dan niaga.

Pantai ini berbentuk teluk namun kedalaman air lautnya masih sekitar lima meter dan akan dikeruk hingga 10 meter lebih agar bisa dilalui kapal berukuran besar. ‘’Pelabuhan barang dan niaga di Pacitan diharapkan bisa menjembatani arus distribusi barang dan niaga di jalur pantai utara dan pantai selatan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah,’’ pungkasnya. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun