Pemkab Diminta Segera Sikapi Ketidakseimbangan Rasio Jumlah Guru dan Rombel

oleh -0 Dilihat
Ilu

Pacitanku.com, PACITAN – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pacitan, Gagarin mendorong pemerintah kabupaten Pacitan untuk segera menyikapi ketidakseimbangan jumlah guru dengan rombongan belajar (rombel) yang harus mereka ampu.

“Secepatnya, ketidak seimbangan rasio guru dengan rombel, bisa segera disikapi. Kita tidak boleh menunggu dan pasrah dengan kondisi tersebut,” ujarnya, Rabu kemarin.

Menurut legislator Partai Golkar ini, pemkab melalui satuan kerja terkait tidak menyepelekan persoalan tersebut. Namun demikian, terkait penambahan kuota guru di Pacitan, harus diselenggarakan secara asal-asalan tanpa mempertimbangkan aspek kualitas.

“Sebaiknya dilaksanakan dengan mekanisme test, kalau memang pemerintah pusat bisa menambah formasi guru berstatus ASN (aparatur sipil negara). Jangan asal mengadakan, terlebih dilaksanakan lembaga sekolah yang membutuhkan. Kondisi tersebut akan kembali membuka celah nepotisme dengan mengesampingkan kualitas calon guru,”jelasnya.


Gagarin menyebut, seandainya pemerintah pusat tetap bersikekeh dengan moratoriumnya, pemerintah didaerah, diharapkan bisa membuka kran kerjasama dengan perguruan tinggi yang kredibel dan berkompeten dalam mengadakan formasi guru berstatus non PNS.

”Kita mampu kok menggaji mereka. Suatu misal, mereka digaji Rp 2.100.000/orang/bulan, dikalikan sekitar 500 guru, hanya ketemu angka sekitar Rp 12 miliar lebih setahunnya. Kemampuan anggaran kita masih lebih dari cukup,” tukasnya.

Sebelumnya, sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pacitan, Supanji, menyampaiakan bahwa Pacitan masih kekurangan tenaga pendidik. Bahkan menurut hitung-hitungan ‎satuan kerja yang mengatur nasib pegawai itu, saat ini masih terjadi kekurangan guru SD sebanyak 1.211 orang.

Terkait kesenjangan tersebut, Supanji menegaskan, BKD sudah mengusulkan penambahan formasi tenaga pendidik ke pemerintah pusat pada Februari lalu. “Kita sudah mengusulkan formasi CPNS ke pusat. Jumlahnya sekitar 3.000 formasi. Baik tenaga pendidik dan tenaga teknis administrasi,” katanya. (yun/net/RAPP002)