Longsor Terjang Jalan Pacitan-Ponorogo, BPBD Perpanjang Darurat Bencana

oleh -4 Dilihat

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Bencana alam tanah longsor masih terus terjadi di wilayah Kabupaten Pacitan. Hari ini, Senin (18/4/2016) bencana tanah longsor kembali terjadi di jalur utama Pacitan-Ponorogo, tepatnya di KM 24, di Desa Gedangan, Kecamatan Tegalombo. Informasi Pacitanku.com, longsor tersebut memenuhi 50 persen badan jalan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan sendiri telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana hingga 30 April nanti. Hal tersebut sesuai dengan instruksi terakhir dari Gubernur Jawa Timur (Jatim).

‘’Sebelumnya pemprov melalui BPBD Jatim menyatakan jika masa tanggap darurat terhitung sejak 15 Maret hingga 31 Maret. Sekarang diperpanjang,’’ ujar Pujono, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, belum lama ini.

Menurut Pujono, laporan BMKG menyebut curah hujan pada bulan April diperkirakan masih cukup tinggi. Curah hujan di kisaran 101-300 mm tersebut bisa menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Mempertimbangkan hal tersebut, maka status siaga bencana diperpanjang hingga akhir April nanti.


Sebagaimana diketahui, terhitung sejak Januari-April, bencana yang terjadi di Pacitan sudah tercatat 282 kejadian dengan total kerugian materi mencapai Rp 2,14 miliar. Data kerusakan akibat bencana di antaranya 110 rumah rusak dan 11 titik jalan amblas. ‘’Ada kemungkinan akan bertambah. Karena belakangan ini hujan terus turun disertai longsor,’’ katanya.

Pujono menyebut bahwa pihaknya juga sudah memetakan kawasan rawan bencana. Bencana tanah longsor tersebar di Kecamatan Tulakan, Tegalombo dan Bandar. Sedangkan untuk potensi banjir paling banyak terjadi di Kecamatan Arjosari. Meskipun intensitas bencana terus meningkat, BPBD belum menetapkan status darurat bencana.

Atas kondisi itu, BPBD meminta masyarakat juga terus waspada mengingat cuaca tidak menentu masih berlangsung hingga akhir April. Kejadian longsor yang belakangan masih terjadi menjadi bukti ancaman bencana masih mengintai.

Terutama bagi warga yang tinggal di kawasan dengan struktur tanah labil dan berdekaan dengan tebing. ‘’Seperti, warga yang bermukim di kawasan Kecamatan Tulakan, Ngadirojo, Tegalombo, Nawangan serta Bandar. Mengingat kondisi struktur tanah di kawasan tersebut cukup labil dan mudah mengalami pergerakan,’’ pungkasnya. (her/yup/RAPP002/Radarmadiun)

Foto: Longsor di Desa Gedangan, Kecamatan Tegalombo (Bambang El Pacitano/Pacitanku.com)