Krisis Pupuk, Target Produksi Padi di Pacitan Terancam Meleset

oleh -0 Dilihat
Areal Persawahan di Pacitan (Foto : Dok.Pacitanku)
Areal Persawahan di Pacitan (Foto : Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Krisis pupuk bersubsidi yang masih terjadi di Pacitan mengakibatkan pencapaian target produksi padi di kampung halaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut terancam meleset.

Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan, selama tri wulan terakhir, permintaan pupuk sudah melebihi alokasi. Jatah stok dari pemerintah untuk kebutuhan setahun kini sudah terserap hampir 50 persen. ‘’Saat ini sudah melebihi alokasi. Misalnya, pemakaian pupuk bulan Maret diambilkan jatah untuk bulan April. Memang kebutuhannya banyak, sementara pupuk subsidinya sedikit,’’ kata Totok Bagianto, Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan Distanak Pacitan, baru-baru ini.

Menurut pria yang akrab disapa Totok itu, pengambilan jatah alokasi di luar bulan berjalan terpaksa dilakukan untuk menghindari gejolak di kalangan petani. Distanak juga meminta rekomendasi dari petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) sebagai dasar serapan pupuk. ‘’Menurut peraturan bupati (perbup) seharusnya serapan pupuk itu per bulan. Tapi, kalau menyangkut masalah tanaman tidak bisa begitu,’’ jelasnya.


Ia memprediksi bahwa permintaan pupuk akan melonjak lagi pada bulan Oktober saat musim hujan mendatang. Dikhawatirkan, stok pupuk bersubsidi yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan musim tanam berikutnya.

Dengan kondisi tersebut, Totok mengatakan bahwa pihaknya berupaya mengajukan tambahan alokasi pupuk bersubsidi ke pemprov. Bahkan, penghitungan kebutuhan pupuk bersubsidi yang disesuaikan dengan luas tanam telah disiapkan sebagai dasar pengajuan. ‘’Kalau bisa jatahnya mendekati 80 persen kebutuhan. Kalau sekarang alokasinya baru separo dari kebutuhan,’’ tandasnya.

Upaya lain yang ditempuh, imbuh Totok, pihaknya menyarankan petani menutup kekurangan dengan menggunakan pupuk organik. Jika tidak terpaksa mereka harus membeli pupuk non subsidi meskipun harganya jelas lebih mahal. ‘’Target tanam tahun ini sekitar 40.500 hektare. Sementara alokasi pupuk tahun 2016 hanya 25.971 ton atau separo dari kebutuhan. Kalau mengandalkan pupuk bersubsidi saja jelas tidak cukup,”pungkasnya. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun