Ini 13 Hal Paling Populer di Pacitan yang Perlu Kamu Tahu

oleh -72 Dilihat
Keindahan pesona Pantai Klayar. (Foto: Arif Sasono)
Tempat Wisata Pacitan, Keindahan pesona Pantai Klayar. (Foto: Arif Sasono)

Pacitanku.com, PACITAN – Pacitan adalah surga wisata, namun juga ada beberapa hal lain yang membuat Pacitan menjadi populer. Kepopuleran Pacitan bisa datang dari sosok, tempat, atau kondisi geografis wilayah. Nah, agar tak penasaran, berikut pacitanku.com sajikan 13 hal paling populer tentang Pacitan yang perlu kamu tahu.

1. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

SBY saat berkunjung ke alun-alun Pacitan. (Foto; SBY)
SBY saat berkunjung ke alun-alun Pacitan. (Foto; SBY)

Jika menyebutkan nama Pacitan, pasti tak pernah lepas dari nama salah satu putra daerah yang paling sukses ini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Masyarakat Pacitan pasti sangat sepakat jika sosok satu ini adalah inspirasi bagi masyarakat Pacitan dan seluruh bangsa Indonesia. Ya, dia adalah Susilo Bambang Yudhoyono, pria yang lahir dan tumbuh di kabupaten terpencil bernama Pacitan. Namun, sosok SBY pula yang pada akhirnya membawa inspirasi, tentang keteguhannya, tentang keberaniannya, dan tentang jiwa pengayomnya sebagai seorang pemimpin bagi Indonesia.

Pria dengan nama lengkap berikut gelar Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono GCB AC ini lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949 lalu dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah.

SBY bersalaman dengan warga. (Foto : Staff SBY)
SBY disambut antusias ratusan masyarakat Pacitan. (Dok.Pacitanku)

Dia adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. SBY berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono.

Sejak era reformasi dimulai, SBY merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama lima tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua. Hingga kini, mayoritas masyarakat Pacitan masih mengelu-elukan SBY, karena di era kepemimpinan SBY, Pacitan memiliki banyak kemajuan, terutama di bidang infrastuktur.

Rumah SBY di Ploso. (Foto : Pacitan Tourism)
Rumah SBY di Ploso. (Foto : Pacitan Tourism)

Ya, di era SBY, pembangunan besar-besaran jalur lintas selatan (JLS), masjid agung Pacitan dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sudimoro direalisasikan dan kebermanfaatannya bisa dirasakan masyarakat Pacitan hingga kini.




Untuk mengenang masa kecil SBY, kamu bisa mengagendakan untuk mengunjungi rumah masa kecil SBY yang terletak di Ploso, Pacitan. Rumah yang merupakan rumah budhe SBY itu menjadi saksi perjalanan sejarah seorang pemimpin besar negeri ini.

2. Pantai Klayar

Keindahan Pantai Klayar dari udara
Keindahan Pantai Klayar dari udara. (Foto: Youtube)

Tempat paling populer kedua adalah Pantai Klayar. Wisata pantai yang satu ini menjadi obyek wisata unggulan dan sekaligus Ikon dari Kabupaten Pacitan. Namanya Pantai Klayar, yang akhir-akhir ini dijuluki Sphinx van Java. Pantai Klayar berada di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Pantai Klayar ini berada sekitar 35 sampai 40 km ke arah barat Kota Pacitan, dan dapat di capai sekitar 90 menit dari kota Pacitan. Dan menurut sejarah yang ada, konon nama Klayar berasal dari guyonan lokal klayar-kluyur alias jalan-jalan.

3. Goa Gong

Goa Gong Pacitan. (Foto: Instagram Akawimi/Pacitanku)

Keindahan bumi Pacitan tergambar dari mempesonanya ornamen di dalam salah satu obyek wisata Goa terkenal di Pacitan, karena setelah obyek wisata Pantai, wisata Goa adalah obyek wisata unggulan dari Pacitan. Salah satunya adalah Goa Gong.

Goa Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Donorojo, Pacitan, 140 km selatan kota Solo atau 30 km arah Barat Daya Kota Pacitan. Disebut Goa Gong karena didalamnya terdapat sebuah batu yang jika dipukul akan menimbulkan bunyi seperti Gong yang ditabuh.

Letaknya tidak jauh dari gerbang masuk Kota Pacitan, petunjuk jalan menuju ke arah Goa Gong juga cukup jelas. Namun semakin mendekat ke Goa Gong, jalan yang dilalui semakin menyempit hingga akhirnya menemukan perempatan jalan yang kecil sebelum akhirnya memasuki pelataran parkir Goa Gong.

4. Pantai Teleng Ria

Pengunjung memadati teleng Ria (Dok.Pacitanku)
Pengunjung memadati teleng Ria (Dok.Pacitanku)

Pantai Teleng Ria ini adalah Pantai yang jaraknya sangat dekat dari pusat Kota Pacitan, yaitu sekitar 3,5 Km atau 5-10 menit perjalanan. Pantai Teleng Ria merupakan Pantai yang modelnya adalah berupa teluk Pacitan, selain Pantai pancer yang berada di sisi timur Teluk pacitan. Pantainya diapit oleh dua dataran tinggi yang merupakan bagian dari pegunungan kapur Selatan yang membujur dari Gunung Kidul ke Trenggalek, dan menghadap Samudera Indonesia.

Walaupun pantai ini disinari matahari yang terik, namun udaranya masih terasa sejuk layaknya hembusan angin pegunungan. Kondisi yang demikian ini membuat Pantai ini menjadi salah satu alternatif liburan keluarga anda, Pantai ini berhadapan langsung dengan Pantai Selatan, dengan hamparan pasir putih sepanjang 3 Km.

Ombak di pantai inipun cocok bagi mereka yang ingin berenang atau hanya untuk bermain-main di kala liburan keluarga. Pemandangan yang melatarbelakangi pantai inipun tak kalah indah, karena disekitarnya dikelilingi oleh rangkaian Gunung Limo.

5. Pemandian Air Panas

Area baru yang ada di Pemandian Air Hangat Tirta Husada. (Foto : Didik/FB)
Area baru yang ada di Pemandian Air Hangat Tirta Husada. (Foto : Didik/FB)

Pacitan begitu terkenal dengan banyaknya potensi alam yang muncul di bumi seribu satu gua ini. Tentunya selain yang kita ketahui ada pantai Klayar, Goa Gong, potensi alam yang tak kalah luar biasa lainnya adalah Pemandian air hangat tirta husada. Pemandian air hangat ini terletak di Kecamatan Arjosari, tepatnya di Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Jaraknya sekitar 15 km arah utara kota Pacitan.




Lokasi untuk mencapai pemandian Air hangat tidak sulit ditempuh. Anda bisa memanfaatkan tiga jalur utama yang menuju dan dari kota Pacitan Pertama jalur Solo-Wonogiri-Pacitan. Kedua jalur Ponorogo-Pacitan. Jarak Solo Pacitan sekitar 117 km, Ponorogo-Pacitan 60 km. Jika anda mengendarai kendaraan pribadi, dari arah Ponorogo menuju kota Pacitan, 50 meter sebelah pasar Arjosari, belok kanan kurang lebih berjarak 3 km kea rah Nawangan.

Banyu Anget terletak di bawah lereng bukit batu putih atau gunung kelir. Pemandangan sekitar lereng begitu menawan. Keunggulan Banyu Anget Tirto Husodo, selain panorama alam yang menawan dan mudah dijangkau dengan transportasi darat, air hangatnya berkhasiat untuk kesehatan.

6. Pondok Tremas

Agenda MaulidurRasul di Pondok Tremas. (Foto : Pondok Tremas)
Agenda MaulidurRasul di Pondok Tremas. (Foto : Pondok Tremas)

Pesantren Tremas yang telah berdiri sekitar 1 abad yang lalu menjadi ikon perkembangan Islam di Pacitan. Hal ini dikarenakan karena memang pondok pesantren yang berada di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari ini telah sangat berjasa dalam menyebarkan Islam di tanah Pacitan, mulai dari awal berdirinya pondok, sampai sekarang.

Tentu keberadaan pondok pesantren ini menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Pacitan, apalagi kurikulum khas pesantren dibentuk sedemikian rupa sehingga dalam perjalanannya, para santri di desain untuk menjadi manusia muslim seutuhnya. Keberhasilan pondok dalam membentuk pribadi santri nampak sekali terkait dengan suasana batin yang berhasil dibangun.

Hal tersebut Nampak dalam Kegiatan pesantren yang selalu diwarnai oleh suasana spiritual. Kegiatan sehari-hari di pesantren sebagai kyai, ustadz dan juga santri, diwarnai oleh semangat beribadah.

Mereka melakukan tugas-tugas itu atas panggilan, motivasi dan dorongan batin yang ikhlas. Mereka bekerja dan belajar bukan didorong oleh semangat sederhana, misalnya sekedar memperoleh upah, gaji, sertifikat atau ijazah.

Aktivitas mereka juga bukan digerakkan oleh kekuatan eksternal, seperti misalnya memenuhi peraturan atau bahkan undang-undang dari pemerintah. Melainkan, digerakkan oleh kekuatan dari dalam. Kekuatan itu bersumber dari dalam hati, sehingga tidak akan terpuaskan hanya karena telah terpenuhi aspek formalnya.

Saat ini, Pesantren Tremas sudah berkembang dengan sangat pesat, mulai dari metodologi pengajaran, sampai dengan fasilitas pendukungnya. Tercatat ribuan santri sudah pernah mengenyam pendidikan disini. Dan saat ini, Pesantren ini di asuh oleh sekitar 142 ustadz/ustadzah yang terbagi di berbagai tingkat pendidikan.

7. Goa Tabuhan

tari banteng wareng khas Goa Tabuhan
tari banteng wareng khas Goa Tabuhan

Goa Tabuhan terletak di Dusun Tabuhan, Desa Wereng, Kecamatan Punung, Pacitan, dan berjarak sekitar 40 km dari Kota Pacitan. Sedangkan menurut asalnya, nama Tabuhan berasal dari kata tabuh yang berarti membunyikan alat musik pukul. Tempat ini pun ramai dikunjungi oleh wisatawan, karena keajaiban alam inilah yang menarik rasa penasaran dan decak kagum wisatawan.

Berjalan lebih ke dalam, Anda dapat melihat keajaiban Gua Tabuhan. Di sanalah para seniman memainkan alunan musik gamelan Jawa. Tidak dengan gendang atau alat musik lainnya, tapi dengan memukul dan memainkan stalaktit dan stalagmit.

Sungguh ajaib. Para seniman begitu syahdu memainkan stalaktit dan stalagmit yang seolah alat musik tersebut. Irama musik khas gamelan Jawa pun akan menambah rasa kagum Anda terhadap musik yang berasal dari alam. Dengan membayar sekitar Rp 100.000, anda bisa mendengarkan alunan musik tersebut. Mereka akan memainkann sekitar 6 lagu dan anda bisa dengan santai menikmatinya.

8. Batu Akik

SBY, Ani dan Ibas Yudhoyono asyik melihat batu akik Pacitan. (Foto : Twitter @Edhie_Baskoro)
SBY, Ani dan Ibas Yudhoyono asyik melihat batu akik Pacitan. (Foto : Twitter @Edhie_Baskoro)

Kecamatan Donorojo, terutama Desa Sukodono dan Desa Gendaran, sudah dikenal luas hingga mancanegara sebagai salah satu sentra kerajinan batu akik di Indonesia. Bahkan, di desa tersebut ada pasar khusus untuk kerajinan batu akik.

Salah satu potensi daerah Pacitan ini terpusat di kawasan Donorojo, sedikit banyak telah menyumbang pendapatan asli daerah dengan  nilai penting bagi Pacitan. Mengingat, daerah Pacitan kaya dengan aneka bebatuan yang tidak hanya elok dipandang dalam bentuknya sebagai obyek wisata–kars, misalnya tetapi juga untuk diolah sebagai cinderamata bernilai seni.

Oleh karena itu, apabila Anda menjejakkan kaki di Pacitan untuk berbagai tujuan, seperti perjalanan dinas atau rekreasi, kiranya kurang lengkap jika tidak membeli souvenir batu akik untuk dipakai sendiri maupun sebagai oleh-oleh.

9. Pantai Watukarung

Keindahan Pantai Watukarung menginspirasi surfer membuat video. (FOto: MySUrfTV)Dengan khas dari pantai pasir putih dan ikan banyak, pantai ini memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang mengunjungi tempat itu. Namanya Pantai Watukarung Pantai ini terletak di Desa Watukarung, di Kecamatan Pringkuku Pacitan, jika jaraknya ditempuh dari pusat kota sekitar Pacitan kurang lebih sekitar 25 sampai 30 Km.

Jalan menuju pantai ini cukup sulit untuk dicapai karena hanya melalui jalanan menanjak yang kecil dan berliku jalan dan ke bawah, sehingga perjalanan ke pantai watu karung agak memerlukan kewaspadaan.

Kepopuleran Pantai Watukarung mendunia setelah peselancar kelas dunia macam jawara dunia Bruce Irons tertarik mencoba berselancar di pantai ini. Foto-foto Bruce saat berselancar di Watukarung bahkan menjadi sampul utama majalah internasional terkemuka “Waves”.

Potensi wisata Watukarung bahkan telah dilirik berbagai investor. Bahkan, tanah penduduk di sekitar obyek wisata Pantai Watukarung saat ini telah banyak dibeli ekspatriat (warga asing) untuk dijadikan resort, ataupun sarana pendukung wisata lain seperti resto and bar, home stay hingga hotel.

Ciri utama dari pantai ini bersih di tengah sempit belahan batu, dan bertemu dengan puluhan perahu nelayan, sementara juga lebih lebar dari Pantai Srau terletak tidak jauh dari pantai ini dan ada juga beberapa pulau kecil di teluk. Watu Karung adalah pantai yang memiliki pasir putih.

10. Pantai Srau

Pantai Srau Dijadikan Tempat Gathering MOTO AE. (Foto : Doc.Pacitanku)Selain Pantai Klayar, obyek wisata di Pacitan dengan corak yang serupa adalah pantai Srau. Corak yang sama antara kedua pantai ini adalah dari ciri khas pasir putih yang sangat mencolok, juga banyaknya karang yang terlihat sangat indah di kedua pantai ini. Pantai Srau ini terletak di Desa Candi Kecamatan Pringkuku.

 Jaraknya sekitar 25 Km ke arah Barat dari pusat kota Pacitan. Jalan menuju pantai Srau cukup berkelok-kelok dan hanya melewati ruas jalan yang kecil dan desa desa yang kebanyak masih berumah gebyok (dari kayu) meskipun sudah ada beberapa rumah.

Pantai Srau sendiri terbagi menjadi 3 bagian pantai yang dikeliling bukit karang. Bagian pertama, adalah pantai yang letaknya tidak jauh dari pos tiket. Ombaknya besar dan warna laut masih biru laut serta pasir putih yang bersih.

Di tengah laut menonjol beberapa bukit karang yang terlihat hidup ketika diterpa ombak yang besar. Pada lokasi pertama ini, yang paling menonjol dan merupakan keunikannya dibandingkan tiga lokasi lain adalah bebatuan karang yang mencuat dan banyak membentuk bukit di sekeliling bibir pantai.

Bagian kedua, terletak kurang lebih 100 meter dari pantai pertama. Pemisahnya adalah bukit karang yang ditumbuhi ilalang. Panorama pantai kedua hampir sama dengan pantai pertama. Bagian ketiga, yang paling bagus dan paling favorit.

Pantai sangat bersih, biru dengan ombak yang besar, di bibir pantai dihiasi beberapa pohon kelapa yang tumbuh liar. Ditambah lagi terdapat semacam anjungan dari bukit yang membuat kita leluasa melihat laut dari atas.

11. Batik Pace

batik pacitan7Batik khas Pacitan selama ini mungkin dianggap belum populer, layaknya batik khas Pekalongan ataupun Solo. Meski secara desain, batik Pacitan tidak kalah dengan batik Solo ataupun batik Pekalongan, namun beberapa penyebab ditengarai menjadi faktor mengapa batik Pacitan yang dikenal dengan desain motif pacenya belum banyak dikenal.

Faktor tersebut diantaranya adalah biaya produksi yang mahal, sehingga harga jualnya pun menjadi mahal. Selain biaya produksinya yang mahal karena masih murni menggunakan batik tulis, pemasarannya pun dianggap belum maksimal, sehingga batik Pacitan masih belum bisa menyaingi batik Solo atau batik Pekalongan.

12. Sungai Grindulu

Keindahan pesona sungai Grindulu Pacitan (Foto : Joko Pitono)
Keindahan pesona sungai Grindulu Pacitan (Foto : Joko Pitono)

Kalau Solo punya Sungai Bengawan Solo, atau kalau Mesir identik dengan Sungai Nil, atau Kalimantan dengan Sungai Musi, maka Pacitan memiliki Sungai Grindulu sebagai identitas dan kekayaan alam yang terdapat di daerah Kabupaten paling ujung di Jawa Timur ini.




Sungai Grindulu dalah sebuah sungai yang terpanjang di Pacitan yang membentang dari wilayah Kecamatan Pacitan, berturut – turut ke Kecamatan Arjosari, sampai diujung Kecamatan Tegalombo, dengan jarak sekitar 60 Km sampai ke muara laut.

Sejak tahun 2009, Sungai Grindulu dikelola oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan RI dengan luas memiliki luas 165.080,32 hektare.

Jika di cermati, hampir sebagian besar wilayah sungai grindulu berdampingan dengan jalan utama Pacitan –Ponorogo, terutama di wilayah Kecamatan Arjosari dan kecamatan Tegalombo.

13. Bencana Longsor dan Banjir

Longsor di Tegalombo menyebabkan mobil terjebak di antara longsoran. (Foto: Muhammad Fajar Bakhroni/Pacitanku)Pacitan adalah salah satu daerah rawan bencana, dan menjadi daerah yang paling sering disebut di Jatim yang merupakan rawan bencana, terutama banji dan tanah longsor. Longsor adalah bencana yang kerap terjadi di Pacitan, terutama di sepanjang jalur Pacitan, Arjosari, Bandar, Nawangan dan Tegalombo. Saking seringnya terjadi longsor, bencana ini sudah menjadi bencana musiman, terutama saat musim hujan.

Selain longsor, bencana alam lain yang kerap mengintai adalah banjir. Bukan karena Pacitan adalah kota besar, banjir lebih sering disebabkan karena meluapnya sungai Grindulu atau sungai Ngadirojo. Adapun daerah yang sering terdampak banjir adalah kecamatan Arjosari, kecamatan Tegalombo, kecamatan Pacitan dan Kecamatan Ngadirojo. (DPPP001)