Serangan Hama Meningkat, Produksi Padi di Pacitan Terancam Anjlok

oleh -0 Dilihat
Persawahan di Bandar Pacitan (Dok.Pacitanku)
Persawahan di Bandar Pacitan (Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Target produksi padi di Pacitan pada tahun 2016 ini terancam anjlok karena meningkatnya serangan hama wereng dan potong leher.

‘’Ini masih di data semua dan dievaluasi. Tapi yang jelas pasti ada penurunan. Wong namanya dari tanaman sehat, kemudian tanaman ini sakit pasti logis akan ada penurunan produksi,’’ kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan Pamuji, Kamis (10/3/2016) kepada wartawan.

Pamuji menyebut target produksi padi tahun ini mencapai 184 ribu ton. Tahun lalu, produksi padi mencapai 200 ribu ton lebih. ‘’Tapi, perlu diingat bahwa produksi pangan itu tidak terletak di satu tempat sehingga bisa dilihat 200 ribu ton itu kayak apa. Namun, langsung terdistribusi masuk pasar,’’ katanya.

Sebagai informasi, ada sekitar 50 hektare areal sawah milik petani di Kecamatan Arjosari kena serangan hama wereng. Serta, sekitar 100 hektare lahan pertanian di Kecamatan Pacitan terkena penyakit potong leher.

Selain itu, terkait harga gabah, Pamuji menuturkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Di antaranya, kualitas gabah dan jumlah suplai gabah di pasar. Dia mengatakan, harga rata-rata gabah petani berada di kisaran Rp 4.600. ‘’Standar harga gabah ini berlaku pada standar gabah dengan kualitas tertentu. Mulai dari kadar airnya maupun kadar kotoran,’’ tandasnya.




Sebelumnya, Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Pacitan Totok Bagianto mengungkapkan, sejauh ini pihaknya masih melakukan pendataan luasan tanaman padi yang diserang hama wereng.

Bagianto menyebut bahwa sasaran tanam padi di Pacitan ditargetkan seluas 40.024 hektar, namun hingga minggu ke tiga Februari lalu, baru tercapai 30.331 hektar. “Kita masih kekurangan target sekitar 10 ribu hektar,” ujarnya.

Dikatakan Bagianto, target luas tanam padi itu akan terus dikejar mulai April hingga Juni nanti. Meski begitu, Bagianto menegaskan, perlu kerja keras untuk merealisasikan target tersebut. Sebab kondisi iklim saat ini memang lagi tidak menguntungkan.

Bagianto menyatakan bahwa yang seharusnya hujan turun dengan intensitas tinggi, namun kenyataannya musim kemarau lebih mendominasi. “Padahal kita masih punya sisa target yang harus dituntaskan saat musim kemarau nanti. Ini pekerjaan berat, mengingat saat musim penghujan saja, intensitas hujan sangat kecil,” jelasnya.

Saat ini, Bagianto menyebut bahwa target luas tanam pada tahun ini diakuinya sangat besar dan berat. Disepanjang kurun waktu tiga tahun terakhir, target luas tanam terbesar terjadi di tahun 2013, dengan luas tanam sebesar 39.000 hektar. “Ini target tertinggi dengan capaian tertinggi pula pada tahun tersebut,” pungkasnya. (Her/yup/RAPP002)