Luweng Jaran Berbahaya Dimasuki Saat Musim Penghujan

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Insiden jatuhnya wartawan majalah Gatra, Arief Koes Hernawan (31) di Goa Luweng Jaran, Desa Jlubang, Kecamatan Pringkuku membuat keprihatinan sejumlah pihak.

Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pacitan Hendro Subekti mengungkapkan, Luweng Jaran mempunyai panjang total mencapai 24 kilometer. Dengan rincian sumuran pertama mempunyai kedalaman 20 meter dan sumuran kedua sedalam 25 meter.

 ‘’Untuk menelusuri gua ini diperlukan teknik khusus yakni Single Rope Technique (SRT), juga didukung peralatan standar penelusuran gua,’’ ujarnya kepada wartawan, kemarin (7/3) di Pacitan.

Hendro memperkirakan peristiwa yang dialami Arief disebabkan karena kesalahan teknik dalam melakukan caving. Kemungkinan juga merupakan pengalaman pertama memasuki Luweng Jaran. ‘’Luweng Jaran memang berbahaya dimasuki saat musim penghujan. Karena dinding gua licin,’’ terangnya.




Hendro menambahkan, Luweng Jaran merupakan gua aliran sungai bawah tanah. Berbeda dengan Gua Gong maupun Gua Tabuhan yang strukturnya didominasi oleh bebatuan dengan berbagai macam bentuk keindahannya. ‘’Gua ini dikenal juga dengan nama goa labirin karena lorongnya bercabang-cabang dan bertingkat,’’ ungkapnya.

Luweng Jaran juga termasuk dalam 13 geosite dari Geopark Gunung Sewu area Pacitan. Jadi untuk menelusur gua ini harus izin dulu dari instansi terkait yaitu BPBD dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan. Perizinan juga harus sampai juga ke pemerintah desa setempat.

Sebagai informasi, sejak ditemukan pertama kali oleh penduduk setempat pada 1984, gua Luweng Jaran menjadi lokasi favorit bagi para pecinta alam. Pemandangan indah di dalam goa menjadi buah bibir dan bikin penasaran. Namun, lokasi Luweng Jaran cukup sulit ditempuh dan membahayakan. Sehingga butuh keahlian khusus untuk masuk ke dalam gua yang terletak di Dusun Kasri, Desa Jlubang, Kecamatan Pringkuku tersebut.  

Sebagaimana diberitakan sebelumnya di Pacitanku.com, Arief  terpeleset jatuh di ketinggian 25 meter di kawasan Luweng tersebut, pada Minggu (6/3/2016) sekitar pukul 13.00 WIB. Kecelakaan tersebut bermula saat rombongan yang terdiri dari lima mahasiswa Universitas Muhammdiyah Surakarta dan dua wartawan Gatra hendak memotret keindahan Goa Luweng Jaran.

Arief jatuh dengan posisi kaki terlebih dahulu. Saat Arif meluncur perlengkapan masih terpasang, termasuk perlengkapan safety, dan tidak ada tali yang putus, hingga menyebabkan patah tulang. (RAPP002/her/yup)

Sumber: RAPP002