Berniat Liputan, Jatuh di Ketinggan 25 Meter Luweng Jaran

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PRINGKUKU – Obyek wisata Goa Luweng Jaran yang terletak di Desa Jlubang, Kecamatan Pringkuku memakan korban. Adalah Arief Koes Hernawan, wartawan majalah Gatra yang terpeleset jatuh di ketinggian 25 meter di kawasan Luweng tersebut, pada Minggu (6/3/2016) sekitar pukul 13.00 WIB.

Informasi yang diperoleh Pacitanku.com dari Gatranews, Selasa (/3/2016) kecelakaan tersebut bermula saat rombongan yang terdiri dari lima mahasiswa Universitas Muhammdiyah Surakarta dan dua wartawan Gatra hendak memotret keindahan Goa Luweng Jaran. “Kami sedang melakukan reportase objek wisata Geopark di Indonesia, salah satunya goa goa eksotis di Pacitan,” kata Kepala Pusat Liputan Majalah Gatra, GAGuritno Senin pagi ini pada GATRAnews.




Dalam reportase tersebut, GATRA mengirimkan wartawan Arief Koes Hernawan dari Yogyakarta bersama Fotografer Jongki Handianto. “Kami juga dibantu operator yang  sudah berpengalaman dan semua perlengkapan safety telah memenuhi syarat. Baik kualitas alat-alat maupun SOP cavingnya,” kata Guritno.

Menurutnya, pada Minggu pukul 11.00 WIBrombongan sampai mulut gua luweng jaran. Setelah mempersiapkan peralatan dan briefing, Arif dapat giliran turun pertama didampingi satu pemandu dari operator caving (jarak antara pemandu dengAn yang dipandu sekitar 1 meter).

Kemudian, Arif tiba di pos pertama dalam kurun waktu sekitar 20 menit. Jongki dapat giliran kedua dgn SOP yang sama, sampai di pos pertama dalam waktu sekitar 5 menit. Dari pos pertama tim berjalan kali menyusuri dataran dalam gua melewati juga lorong-lorong untuk tiba di pos dua.

“Perlengkapan kembali disiapkan di pos dua. Untuk turun sekitar 25 – 27 meter vertikal. Jongki dapat Giliran pertama dengan waktu turun sekitar 2 menit. Arif dapat Giliran kedua. Sekitar 15 menit kemudian ada teriakan suara Arif dari atas, tidak berapa lama dia meluncur dengan cukup deras. Dan jatuh dengan posisi kaki terlebih dahulu. Saat Arif meluncur perlengkapan masih terpasang, termasuk perlengkapan safety, dan tidak ada tali yang putus,” tutur Yongki, teman Arif dari majalah Gatra.

 

Perlengkapan sudah mereka siapkan sebelum menuruni gua vertikal tersebut. Termasuk peralatan dan pengarahan dari operator caving. Saat itu, Arief mendapatkan kesempatan pertama untuk turun ke bawah menuju ke pos satu yang berjarak sekitar 20 meter dari mulut gua. Kemudian disusul Yongki anggota tim lainnya.

Peralatan memanjat kembali mereka persiapkan begitu sampai di pos dua. Saat itu giliran Yongki yang mendapatkan kesempatan pertama untuk turun menuju ke dasar gua dengan kedalaman 25 meter. Baru setelah itu Arief menyusul kemudian. Apes, saat proses menuruni tebing gua tersebut Arief terlalu kuat menarik ascender dalam kondisi tidak terkunci. Akibatnya, tubuh Arief terjun bebas ke dasar gua.

Terhempas keras ke dasar gua membuat Arif mengalami cedera serius. Punggungnya mengalami fraktur (retak tulang). Meskipun cukup parah, nyawa jurnalis petualang itu masih bisa terselamatkan. Mendapati Arief mengerang kesakitan, kemudian rekannya yang masih bertahan di pos dua melaporkan kejadian tersebut ke salah satu anggota mahasiswa Mimpala UMS yang sedari awal menunggu di mulut gua. Dia kemudian melaporkan ke warga setempat kemudian diteruskan ke Polsek Pringkuku dan pihak BPBD setempat.




Tak berselang lama, petuga tim reaksi cepat (TRC) BPBD yang beranggotakan enam orang tiba di lokasi kejadian dengan membawa peralatan caving. Proses evakuasi korban dilakukan dengan cara mengaitkan tali caving ke sebuah kayu guna menaikkan Arief memakai tandu serta dalam keadaan terikat erat. Proses evakuasi berjalan agak lama, karena kondisi lorong gua vertikal tersebut mulai dari trap satu ke trap dua terlalu sempit. ‘’Alhamdulillah korban bisa diangkat ke atas sekitar pukul 19.00,’’ ujar Pujono Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan.

Pujono mengungkapkan, korban langsung di bawa ke RSUD Pacitan menggunakan ambulans milik Puskesmas Candi. Arif mendapatkan perawatan intensif dan infromasi terakhir dia dirujuk ke rumah sakit di Surakarta. Menurut dia, kecelakaan di gua Luweng Jaran tersebut merupakan kali pertama. ‘’Sebelumnya, insiden serupa tak pernah terjadi,’’ ungkapnya. (RAPP002)