Raih HC ke-12, SBY Dinilai Berkontribusi Terhadap Perkembangan Ekonomi Hijau

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, BANDUNG – Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono kembali dianugerahi gelar doktor kehormatan (honoris causa) untuk 12 kalinya. Kali ini, penghargaan tersebut diperoleh dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (25/1). Pada sidang terbuka penganugerahan yang digelar di Aula Barat ITB, SBY menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul ‘Kontribusi Sains dan Teknologi Terhadap Ekonomi Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan’.

Karya ilmiah tersebut dibuat pria kelahiran Tremas, Arjosari, 9 September 1949 tersebut atas keprihatinannya terhadap ancaman kerusakan lingkungan di tengah perkembangan ekonomi yang sedemikian pesat. Alam yang semakin rusak oleh keserakahan manusia yang terus berlomba dalam peningkatan ekonomi.

Menurutnya masalah ini merupakan isu global yang serius. Gaya hidup ekonomi manusia yang semakin boros. Menyebabkan krisis yang mengancam kelestarian lingkungan “Ini memunculkan benih-benih konflik. Nilai perilaku cara dan gaya hidup umat manusia membuat bumi berada dalam krisis,” kata SBY dalam penyanpaian orasi ilmiahnya.


Melalui karya tersebut, ia ingin mengajak masyarakat Indonesia dan internasional untuk menerapkan ekonomi hijau dalam pengembangan kemajuan. Sebagai upaya menjaga kelestarian demi ekonomi berkelanjutan ke depannya. “Ekonomi hijau tidak hanya mencari keuntungan belaka. Tapi juga meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sosial dengan mengurangi resiko kerusakan lingkungan. Mengingat lingkungan berperan penuh pada ekonomi berkelanjutan ke depannya,” jelasnya.

Dengan pemberian gelar doktor kehormatan, SBY resmi menjadi alumni ITB. Karyanya pun akan terus menjadi panduan dan dikembangkan dalam ilmu sains dan teknologi.

Ketua tim promotor penganugerahan gelar doktor kehormatan, Benedictus Kombaitan mengatakan SBY telah memberikan banyak kontribusi tehadap pembangunan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang dilakukan pun tak sembarang. Tetap mengacu pada keseimbangan lingkungan yang harus dijaga.

“Keterlibatan Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono mendukung pembangunan ekonomi menjadikan tata kota yang direncanakan dengan mementingkan lingkungan hidup. Ini menunjukan komitmen yang kuat mencapai tujuan pemerintahan yang tak melupakan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Selama karirnya, SBY dinilai telah dikenal luas tidak hanya di Indonesia tapi juga internasional akan pemikirannya tentang trilogi pembangunan abad ke-21. Yakni mengusung tiga prioritas yaitu pertumbuhan (growth), keadilan (equity), dan keberlanjutan (sustainability).

Beberapa agenda pembangunan yang telah dipimpin oleh Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono diapresiasi oleh tim promotor, yaitu penetapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, pengembangan industri kreatif, peningkatan pelayanan publik, peningkatan desentralisasi, pemberdayaan masyarakat di seluruh wilayah tanah air, pengelolaan lingkungan, pengembangan infrastruktur hijau, dan berbagai program kerja lainnya.

Penilaian kebijakan publik tersebut dalam hal akademik didasarkan pada efisiensi, keadilan, dan keberlanjutan. Dalam konteks tersebut, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pembuat kebijakan atau pemimpin negara patut diapresiasi.

Senada dengan Benedictus, Rektor ITB Kadarsyah Suryadi menilai SBY sangat pantas mendapatkan gelar doktor kehormatan. Karya ilmiah yang telah ditelurkan SBY yang dianggap sebagai panduan untuk merubah tatanan hidup perekonomian menuju kesejahteraan masyarakat. “Karya besar SBY telah memandu perubahan tatanan hidup dunia ke arah kesejahteraan. Sejalan dengan visi ITB menuju kesejahteraan bagi semesta ke depan,” ujar Kadarsyah.

Pada acara ini hadir pula istri SBY, Ani Yudhoyono didampingi anaknya Edi Baskoro Yudhoyono serta menantunya Aliya Rubi Rajasa. Hadir pula mantan wakil presiden Indonesia Boediono beserta istri serta mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. (RAPP002)