Posdaya Dadirejo dan Mawar Tulakan Jadi Rujukan Nasional

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, SEMARANG – Pos Pemberdayaan Keluarga Dadirejo (Posdaya), Desa Jetak, dan Posdaya Mawar, Wonoanti, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan Jawa Timur mendapatkan anugerah masuk dalam 20 Posdaya Rujukan Nasional.

Penghargaan tersebut disampaikan dalam malam tasyakuruan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 20 Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang dirangkaikan penghargaan Posdaya Rujukan Nasional, Jumat (15/1/2016) malam WIB, di Auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes) Sekaran, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Atas prestasi tersebut, dua Posdaya yang sukses mengentaskan kemiskinan tersebut mendapatkan penghargaan sebagai Posdaya rujukan nasional dan uang pembinaan senilai Rp 15 juta serta laptop yang berisi aplikasi bank sampah Posdaya.

Ketua Posdaya Dadirejo, Slamet, saat dihubungi Pacitanku.com, Sabtu (16/1/2016 pagi WIB menyampaikan bahwa Posdaya Dadirejo yang berbasis wisata termasuk dalam 20 Posdaya Rujukan Nasional.


“Dadirejo yang berbasis wisata termasuk posdaya rujukan nasional, untuk kriteria penilaian tadi malam istilahnya unggulan, dan yang menjadi unggulan adalah Posdaya Plamboyan dari Bandung, sementara Posdaya Dadirejo termasuk jadi posdaya rujukan nasional saja karena tahun ini Damandiri menunjuk 20 posdaya rujukan nasional untuk dikukuhkan,” jelasnya.

Keberadaan Posdaya Dadirejo, kata Slamet, telah mampu merubah perilaku dan gaya hidup sekaligus memakmurkan masyarakat yang kini dihuni 250 Kepala Keluarga (KK) dan 830 jiwa itu.

“Dulu pantai ini sepi, tidak ada yang melirik, tidak ada pengunjung,tidak ada pedagang, namun keberadaan Posdaya ditambah lagi dengan pemerintah membangun jalan lintas selatan (JLS) ke arah Kabupaten Trenggalek, sehingga akses ke sini menjadi mudah, sejak itulah keindahan pantai Pidakan banyak dilirik pengunjung. Alhamdulillah,kini tempat ini ramai dikunjungi wisatawan,” jelas ayah dari Asyaffa Aulya Nabila dan Annida Alya Nabila ini.

Diakui Slamet, Posdaya Dadirejo memegang peranan penting terutama dalam manajemen pengelolaan wisata Pantai Pidakan. Mulai dari manajemen keuangan, penyelenggaraan even hingga promosi melalui berbagai media.

“Pembagian prosentasi pemasukan juga diatur sedemikian rupa sehingga semua unsur yang terlibat kebagian. Sedangkan ilmu manajemen didapat dari pelatihan pelatihan yang diselenggarakan Posdaya dari kabupaten,” kata pria kelahiran Pacitan, 25 September 1981 ini

Dijelaskan Slamet, sebelum mengenal Posdaya, pihaknya mengelola wisata Pantai Pindakan dengan manajemen seadanya.

“Namun setelah mendapat ilmu dari Posdaya kami kelola secara profesional. Legalitas melalui peraturan desa (perdes) dengan pembangian untuk Desa 10 persen, penarik tiket 30 persen, pemilik lahan 15 persen, karang taruna 20 persen, dusun 15 persen dan operasional 10 persen, keuntungan dibagi setiap 3 bulan sekali,”ujarnya.

Yang terbaru, melalui bank sampah yang dikelola melalui sistem komputer, Posdaya Dadirejo mampu menciptakan peluang pekerjaan bagi anggotanya. Selain itu, Posdaya Dadirejo juga mempunyai lumbung masyarakat mandiri (Lumasi) sebagai wadah gotong royong warga masyarakat untuk saling membantu masyarakat kaya dan miskin.

Senada dengan Slamet, pendamping Posdaya Pacitan, Dian Budi Anggraeni mengungkapkan bahwa meski hanya masuk 20 besar Posdaya rujukan nasional, hal itu sudah merupakan prestasi yang luar biasa.

“Dua posdaya di Pacitan masuk rujukan nasional, yakni Mawar Wonoanti dan Dadirejo Jetak Tulakan, semga kedepan menjadi contoh Posdaya lain di Pacitan, sebelumnya tahun lalu, Posdaya Mawar mendapatkan prestasi lima besar nasional,” tandasnya.

Selain dikukuhkan sebagai Posdaya rujukan nasional, dalam kesempatan tersebut, Bupati Pacitan mendapatkan anugerah Damandiri Award kelima kalinya secara beruntun untuk kategori pemerintah. 

Ketua Yayasan Damandiri Prof Haryono memandu siaran langsung yang dihadiri kepala daerah se Indonesia dan rektor perguruan tinggi perwakilan dari seluruh Indonesia. Pada kesempatan yang sama, hadir pula 20 Posdaya terbaik perwakilan dari seluruh Indonesia. (DPPP001)

Keterangan Foto: Ketua Posdaya Dadirejo Tulakan, Slamet setelah menerima penghargaan Posdaya Rujukan Nasional, Jumat (15/1/2016) di Unnes. (Foto: Slamet Pacitan/FB)