Sebanyak 1.070 Hektar Lahan Pertanian di Pacitan Alami Kekeringan

oleh -6 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Awal tahun 2016 menjadi hari-hari yang cukup berat bagi ribuan petani di Kabupaten Pacitan. Pasalnya, saat seharusnya mereka segera melakukan tanam padi di musim tanak tahun ini, justru para petani sedang mengalami kekeringan di sawah.

Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan menyebut bahwa, sebanyak 1.070 hektar sawah para petani di Pacitan mengalami kekeringan akibat musim hujan yang masih tidak menentu.

Di wilayah Desa Tanjungsari dan Desa Nanggungan, misalnya, sawah yang mengalami kekeringan membuat para petani terpaksa harus menunda masa tanam padi. Beberapa petani yang masih nekat menanam pun harus mengeluarkan anggaran tambahan, terutama untuk keperluan pengairan sawah.

“Musim tanam kali ini membuat kami para petani tidak leluasa beraktivitas seperti tahun sebelumnya, beberapa areal lahan masih kering, sementara disisi lain lahan yang sudah ditanami padi berusia dua minggu, terancam mati karena kekurangan air,” ujar Kasidi, salah satu petani Desa Nanggungan, Kecamatan Pacitan, belum lama ini.


Bupati Pacitan, Drs H Indartato, MM pun meminta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi pertanian, untuk mendata potensi kekeringan yang dialami oleh petani di Pacitan.

“Ini bentuk antisipasi, karena kenyataanya, masa tanam yang seharusnya banyak air belum turun hujan, sehingga kami meminta untuk mendata potensi kekeringan yang dialami petani. Dari hasil pendataan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi menentukan langkah berikutnya,” katanya disela kunjungan langsung di areal persawahan di Desa Tanjungsari dan Desa Nanggungan, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Senin (11/1/2016) lalu.

Tanam Model SRI yang sedang digalakkan Pemerintah Pacitan. (Foto : Doc. Info Pacitan)Secara terpisah, Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan, Distanak Pacitan, Bagianto, mengatakan bahwa ada tiga kecamatan yang menjadi langganan kekeringan, seperti di Pringkuku, Kebonagung dan Pacitan.

Dikatakan Bagianto, luas kekeringan di Kecamatan Pringkuku terjadi hampir disemua desa. Akan tetapi paling banyak terjadi di Desa Pringkuku dengan luas lahan persawahan sekitar 135 hektar.

Lebih lanjut, Bagianto mengatakan bahwa selaih di Kecamatan Pringkuku, dampak kekeringan juga melanda dua kelurahan serta dua desa di Kecamatan Pacitan, dengan 92,50 hektar sawah terkena dampak kekeringan.

“Kekeringan juga terjadi di Kecamatan Kebonagung. Sedikitnya ditemukan 87 hektar sawah mulai mengering. Paling banyak terjadi di Desa Gembok, dengan luasan lahan sekitar 13’an hektar lebih,” ujarnya.

Selain kekeringan yang belum terselesaikan, masalah hama juga dialami sebagian petani di Pacitan. Lahan di Desa Dersono dan Watukarung, Kecamatan Pringkuku misalnya, hama walang belakangan mulai menyerang ratusan hektar sawah serta tanaman perkebunan di Desa Dersono serta Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku.

Untuk itu, pihak Distanak bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun)sudah melaksanakan penyemprotan insektisida. “Kemarin sudah diaplikasikan 25 liter. Hari ini juga 25 liter. Sehingga totalnya ada 50 liter insektisida yang disemprotkan ketanaman padi serta tanaman penghijauan untuk menangkal serangan hama belalang,” ungkapnya.

Munculnya hama belalang tersebut, katanya sudah pada fase kritis. Sehingga langkah yang dilakukan, bukan lagi pencegahan, namun pemberantasan.

“Kasus tersebut sudah masuk pada stadium pemberantasan. Hal itu mengingat populasi belalang sudah mencapai 300 lebih per rumpun, tindakannya memang harus diberantas. Selain soal hama, drainase-drainase yang sejak setahun lalu telah dibangun, seharusnya dapat difungsikan secara maksimal,” tutup Bagianto. (net/yun/RAPP002)