Banyak Siswa Naik di Atas Angkutan, Dishub Pacitan Segera Tegur Pihak Terkait

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Masih banyaknya para pelajar di Kabupaten Pacitan yang menaiki angkutan umum dengan aksi yang cukup berbahaya membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan segera melakukan tindakan. Pemkab melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pacitan akan berusaha melakukan langkah-langkah penertiban maupun tindakan yang persuasif.

Kepala Dishubkominfo Pacitan, Widy Sumardji saat dihubungi Pacitanku.com, Rabu (13/1/2016) menyatakan pihaknya akan memberikan teguran kepada pihak terkait agar tindakan ceroboh yang mengancam nyawa anak sekolah ini bisa diminimalisir dan bahkan bisa dihilangkan.

“Menyikapi kondisi seperti itu kami akan menegur pengusaha  angkutan umum yang enggan beroperasi tadi untuk melayani angkutan anak sekolah, selain itu melalui Kepala Sekolah akan kami minta bantuan memberi teguran para siswanya yang masih menggunakan angkutan umum dengan cara yang berbahaya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Widy menyampaikan bahwa pihaknya sebenarnya sudah melakukan operasi penertiban angkutan umum, yakni dengan cara mengingatkan pengusaha angkutan umum maupun menegur langsung pengemudi.


“Secara umum, aksi berbahaya tersebut disebabkan karena pengemudi  merasa dipaksa oleh siswa agar cepat terangkut karena mereka jika menunggu kendaraan  berikutnya lama, bahkan acap kali tidak ada angkutan umum lainnya beroperasi pada hari itu karena alasan sepi penumpang,” tandas Widy.

Menurut Widy, saat ini setiap jalur trayek yang ada di Pacitan sebetulnya tidak mengalami kekurangan jumlah armada angkutan. “Namun kondisinya adalah mereka merasa sepi penumpang sehingga enggan beroperasi,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya di Pacitanku.com, hampir setiap hari, para pelajar dari arah Tulakan yang hendak bersekolah ke Pacitan rela bergelayutan di kendaraan umum.

Tempat yang seharusnya bukan untuk penumpang itu terpaksa ditempati. Mereka dengan santai duduk berdesakan di atap bus tanpa mempedulikan risiko jatuh saat kendaraan berjalan. Selain itu, bagasi barang turut dijadikan tempat duduk. Risiko tersebut memang harus mereka tanggung karena terbatasnya sarana dan prasarana transportasi umum di kecamatan itu.

Data yang ada, hanya ada sekitar 5-6 armada bus yang beroperasi di sepanjang Jalan Raya Pacitan-Tulakan setiap hari. Jumlah itu tidak sebanding dengan jumlah para pelajar yang ada. Tidak heran jika armada bus yang rata-rata berkapasitas 30 penumpang itu sering kelebihan muatan.

Selain di kecamatan Tulakan, fenomena ini juga kerap terjadi di beberapa kecamatan di Pacitan, seperti Bandar, Nawangan dan Tegalombo. Hal ini dikarenakan minimnya transportasi di kawasan tersebut. (RAPP002)