Pemprov Jatim Dorong Pemuka Agama Luruskan Ajaran Gafatar

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, SURABAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Gubernur Soekarwo mengatakan bahwa tugas pemuka agama untuk meluruskan ajaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), terutama para pengikut-pengikutnya.

Menurut Soekarwo, untuk mengantisipasi gerakan radikal di Jawa Timur, Pemprov tetap menyamakan perlakuan seperti kasus-kasus berbau agama lainnya, yakni mendorong kelembagaan agama untuk berperan membina masyarakat. “Kami dorong lembaga-lembaga agama Islam, Kristen, Hindu, Budha untuk membina agar pengikut gerakan radikal bisa diluruskan,” ujarnya, dilansir Antara.

Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, para pengikut ajaran Gafatar tidak boleh dijauhi oleh masyarakat umum dan publik mengedapankan sikap toleransi.

“Justru pengikutnya harus mendapatkan pembinaan, dan ini merupakan tugas pemuka agama,  gerakan radikal Gafatar yang dianggap radikal malah bisa dijadikan wadah baru bagi para pemuka agama melakukan dakwah. Mereka harus diajarkan untuk toleransi beragama,” ucapnya.


Sementara, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyebut kelompok Gafatar yang ramai dibicarakan saat ini merupakan kelompok baru dan sangat berbahaya, sehingga perlu diwaspadai.

“Gafatar secara langsung tidak ada keterkaitan dengan ISIS, sebab yang terkait seperti Anshor Tauhid, Jamaah Islam, dan Majelis Mujahidin,” ucap Said usai bersilaturahim dengan warga NU Kabupaten Gresik.

Said mengaku belum mengetahui secara jelas garis organisasi Gafatar, namun dia menduga merupakan organisasi yang perlu diwaspadai, dan sebuah aliran yang ekslusif serta ekstrim.

“Ini kelompok berbahaya yang bisa menyesatkan saudara-saudara kita. Oleh karena itu, kita selalu menjaga warga NU dari berbagai ancaman jenis teroris, dan kiai-kiai NU juga selalu membimbing masyarakat agar mengarahkan kepada Islam yang berakhlak, beradab dan berbudaya,” tukasnya.

Secara terpisah, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terkait dengan paham radikal, khususnya “Gafatar”.

“Deteksi itu penyelidikan, tapi (hasilnya) belum bisa disampaikan seperti apa,” ujarnya di sela Sertijab Wakapolda Jatim di Gedung Mahemeru Mapolda Jatim. (RAPP002/Antara)