Sektor Pariwisata Paling Siap Hadapi MEA

oleh -0 Dilihat
Pantai Klayar dari atas tebing. (Foto: Arif Sasono)
Pantai Klayar dari atas tebing. (Foto: Arif Sasono)

Pacitanku.com, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menilai tenaga kerja sektor pariwisata paling siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dari segi kualitas dan kuantitas.

“Mereka paling siap menghadapi MEA. Standar kompetensinya sudah sama dengan negara-negara lain. Sebagai contoh standar ‘cleaning service’ di hotel A pasti sama dengan hotel B di negara lain, “ujar Menaker di kantor Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis.

Hanif yakin para pekerja sektor pariwisata Indonesia siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lain dengan berbekal kompetensi kerja dan sertifikasi.

Sektor pariwisata merupakan salah satu dari delapan bidang profesi yang telah disepakati dalam kesepakatan pengakuan bersama (Mutual Recognition Agreement/MRA) dalam penerapan MEA yang dimulai 31 Desember 2015. Profesi lainnya dalam MRA adalah insinyur, arsitek, akuntan, dokter gigi, tenaga survei, praktisi medis dan perawat.

Menaker mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pariwisata dan pihak terkait lain bekerja sama untuk meningkatkan kompetensi kerja para tenaga kerja yang bergerak di bidang pariwisata, termasuk menyiapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).


Saat ini, banyak tenaga kerja sektor pariwisata asal Indonesia yang bekerja di negara-negara ASEAN. “Kompetensi mereka tidak kalah, apalagi ditunjang dengan sekolah-sekolah pariwisata yang menghasilkan lulusan yang siap bekerja,” kata Hanif.

Untuk menghadapi persaingan dengan negara lain, Menaker mengatakan persiapan SDM yang kompeten dan profesional merupakan modal utama untuk bisa unggul. “Di sinilah peranan lembaga pendidikan dan pelatihan menjadi sangat vital untuk meningkatkan daya saing pekerja Indonesia,” kata Hanif.

Kurangi pengangguran Menaker menilai MEA bisa menjadi solusi mengurangi pengangguran. Selain sebagai lalu lintas tenaga kerja, MEA juga membuat lalu lintas barang, jasa dan modal menjadi lebih terbuka.

Artinya, arus investasi akan lebih mudah dan pemerintah membuat sejumlah terobosan untuk memberikan kemudahan pada investasi melalui paket-paket kebijakan ekonomi. “Dengan semakin banyaknya investasi masuk, perluasan kesempatan kerja akan semakin besar. Tapi ini harus diiringi dengan percepatan peningkatan kompetensi karena itu salah satu masalah pengangguran di Indonesia,” kata Hanif.

Lebih jauh Menaker juga berharap masyarakat Indonesia melihat MEA sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing di berbagai bidang dan memenangkan kompetisi tersebut. “Semoga dengan ikut serta dalam MEA, kita bisa menjadi salah satu tokoh utama di dalam percaturan pasar global mewakili ASEAN,” pungkasnya. (RAPP002/Antara)