Mantap! Pria Asal Pacitan ini Latih Budidaya Ikan Masyarakat Uganda

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, MUKODA – Masyarakat Pacitan kembali patut berbangga hati, pasalnya satu putra daerah kembali menjadi inspirasi. Adalah Eko Purwiyanto, eks Tim Penulis Usulan/KPMD) Untuk program PNPM-Mandiri Pedesaan di Desa Karangnongko dan tim verifikasi PNPM di Kebonagung ini melatih masyarakat di Mukoda, Uganda terkait bagaimana cara membudidayakan ikan.

Pelatihan terkait teknik budidaya yang cukup memikat masyakarat  di negara ini, dikendalikan praktisi perikanan asal Pacitan, Jawa Timur bernama Eko Purwiyanto atau Eko Pacitan. Tergolong baru dan jadi harapan masyarakat di Nairobi.

“Teknik yang disampaikan merupakan teknologi tepat guna dan sesuai dengan harapan masyarakat setempat,” papar Bogere Mohammed, warga Uganda alumni program doktor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,  pengelola Sekolah Dasar Akswa, sebagamaiana disampaikan W Sunani Ali Asrori, KBRI Nairobi-Kenya yang dilansir laman Lensa Indonesia, Senin (4/1/2015).

Pelatihan yang diselenggaran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nairobi ini berlangsung di area Sekolah Dasar Askwa – distrik Mukoda, merupakan sekolah di Uganda yang tahun 2009 dibuka Duta Besar KBRI Nairobi. Pelatihan bertempat di Sekolah Dasar Akswa – distrik Mukono, sekitar 2 jam perjalanan dari ibukota Uganda, Kampala.

Adapun, pelatihan diikuti sekitar 50 orang anggota dan tokoh masyarakat setempat. Eko Purwiyanto, yang staf KBRI Nairobi itu bertugas memberi pelatihan. Pertemuan dua hari, akhir Desember 2015 lalu itu, praktisi asal Pacitan ini banyak berbagi pengalaman tentang budi daya ikan air tawar.


Teknik yang disampaikan meliputi pembuatan kolam, penyebaran bibit ikan, pemberian pakan, pemeliharaan ikan, dan pemanenan . Dijelaskan pula tentang pemanfaatan pakan ikan dari daun-daunan.

Uganda merupakan negara tetangga Kenya yang tidak mempunyai garis pantai dengan penduduk 37 juta jiwa. Lahan di negara yang terkenal dengan danau Victoria –hulu sungai Nil– ini sangat luas dan subur.

Karenanya, sangat baik untuk pertanian dan budi daya ikan air tawar. Di beberapa lokasi, bahkan persediaan air sangat melimpah. Pemanfaatan lahan yang sebagian besar masih kosong tersebut masih kurang maksimal. “Budidaya ikan tilapia –sejenis ikan nila– dan ikan lele sangat cocok untuk daerah pertanian seperti di Uganda” kata Eko Purwiyanto.

Sebagai sarana praktek lapangan, KBRI Nairobi memberikan bantuan berupa plastik, pompa air dan pipa penyaluran air. Sebagai tindak lanjut pelatihan, para peserta membentuk susunan pengurus kelompok budi daya ikan yang akan menindaklanjuti hasil pelatihan.

Pelatihan budi daya ikan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Uganda. “Pelatihan perikanan ini merupakan wujud kerjasama Selatan-Selatan” kata Andaru Dhaniswara, Sekretaris Ketiga Ekonomi KBRI Nairobi.

Pelatihan ini merupakan yang kedua. Sebelumnya, Maret 2015 di tempat yang sama juga dilaksanakan pelatihan serupa. “Pelatihan budi daya ikan diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha khususnya di antara para peserta” lanjut Eko.

Adapun, Sekolah Dasar Akswa dibuka secara resmi oleh Duta Besar RI Nairobi tahun 2009. Sekolah ini sekarang memiliki murid sekitar 500 orang siswa. Pihak sekolah secara berkala menyampaikan informasi tentang Indonesia dan kekayaan budayanya kepada murid dan masyarakat sekitar.

“Di halaman sekolah selalu berkibar bendera merah putih dan bendera Uganda secara berdampingan” tutur Bogere, warga Uganda alumni program doktor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,  pengelola Sekolah Dasar Akswa. (RAPP002/LICOM)

Keterangan Foto: Pelatihan Budidaya Ikan di Uganda. (Foto: W Sunani Ali Asrori, KBRI Nairobi-Kenya)