Abu Erupsi Gunung Bromo Diusulkan Jadi Oleh-oleh Wisatawan

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PROBOLINGGO – Seorang pelaku pariwisata di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengusulkan agar abu vulkanik dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin saat menerima kunjungan belasan wartawan di Probolinggo, Jumat mengatakan sejumlah manfaat abu vulkanik antara lain bisa dipakai menggosok piring dan perlengkapan dapur, membuat mengkilat kendaraan bermotor dan bisa menggosok batu akik.

Praktisi yang sudah menggeluti pariwisata selama tiga dekade itu mengatakan hal itu menanggapi adanya erupsi Gunung Bromo yang sudang berlangsung selama sebulan dan diperkirakan masih akan berlangsung beberapa bulan lagi. “Abu vulkanik kan mengandung silika. Ini bisa membuat piring lebih mengkilat dibandingkan dengan abu dapur yang biasa dipakai menggosor peralatan dapur,” ujarnya.

Ia mengakui fungsi abu vulkanik Bromo sebagai oleh-oleh wisatawan belum populer di kalangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. “Nah, di Jogja atau Bali kan wisatawan bisa pulang membawa oleh-oleh. Nah, di sini kan belum ada parcel atau oleh-oleh yang bisa dibawa pulang wisatawan,” ujarnya.


Ia juga mengakui hingga saat ini belum ada barang yang bisa menjadi ciri khas bagi pengunjung Bromo. Namun dia belum bisa menjelaskan bagaimana pengemasan abu vulkanik tersebut agar menarik sebagai oleh-oleh.

Terkait dengan minat wisatawan berkunjung selama Bromo erupsi, Digdoyo mengakui adanya penurunan. Ia mengatakan jumlah pengunjung yang menginap di hotel di sekitar Bromo hanya sekitar 10 persen dari kapasitas kamar yang ada.

Saat ini, ada sekitar 150 kamar hotel dan penginapan di sekitar tempat wisata itu, katanya. “Banyak yang sudah “booking hotel” tiba-tiba membatalkan. Padahal ini kan momen liburan panjang baik akhir tahun atau liburan sekolah,” katanya.

Dia berharap wisatawan tidak perlu khawatir ke Bromo sebab masih aman untuk dikunjungi bahwa wisatawan dapat melihat pemandangan erupsi langsung yang jarang ditemukan di tempat lain.

Wisata Erupsi

Sementara, Bupati Probolinggo Tantriana Hasan Aminuddin mengatakan erupsi Gunung Bromo yang sudah berlangsung selama hampir tiga pekan bukan merupakan bencana tapi merupakan objek wisata yang eksotis. “Ini eksotisme. Jangan sebut bencana. Proses erupsi itu sangat menarik. Bisa melihat erupsi itu tidak setiap hari tapi harus tunggu lima tahun,” katanya.

Gunung Bromo saat ini mengalami erupsi dengan menyemburkan debu vulkanik secara terus-menerus kendati belum membahayakan warga sekitar. Namun Otoritas Gunung Bromo telah melarang wisatawan untuk tidak mendekati kawah gunung yang rata-rata lima tahun sekali meletus.




Dia mengaku terganggu dengan pemberitaan di media massa yang menyebutkan erupsi Gunung Bromo sebagai bencana karena erupsi itu merupakan salah satu fenomena alam yang bisa menjadi daya tarik wisata. “Biarkan Gunung Bromo mengambil peran sebagai gunung aktif dengan mengeluarkan isi perut bumi,” katanya.

Ia mengatakan pemberitaan yang menyatakan erupsi sebagai bencana membuat jumlah wisatawan yang berkunjung menjadi menurun drastis padahal pelaku pariwisata sudah siap menyambut momen liburan akhir tahun dan libur sekolah. “Proses erupsi sangat menarik untuk dilihat dan sangat aman asal berada pada radius yang tepat,” tandasnya.

Ia mengatakan jarak aman untuk melihat erupsi adalah 2,5 km dari bibir kawah dan jarak itu masih dekat untuk melihat pemandangan erupsi. Waktu terbaik untuk melihat erupsi Bromo adalah setiap pagi hari antara pukul enam sampai tujuh karena kepulan asap dari kawah akan membentuk objek tertentu. (RAPP002/Antara)