Kisah Sepeda Motor yang Hilang Kembali ke Pemiliknya

oleh -13 Dilihat
Ilustrasi Pencurian
Ilustrasi Pencurian sepeda motor. (Foto: istimewa)

Pacitanku.com, PACITAN – Jika sudah menjadi rezeki, pasti tidak akan kemana, hal itulah yang terjadi dengan sepeda motor yang hilang milik Muslim (28), warga Jl Gatot Subroto, Baleharjo, Pacitan. Setelah tiga bulan hilang dicuri, Sepeda Motor Honda Vario warna biru putih itu “pulang” sendiri ke tangan Muslim.

Kisah itu berawal saat agenda Festival Rontek yang digelar pada Agustus lalu. Saat itu pria kelahiran Berau, Kalimantan Timur baru saja menutup kios setelah semalam suntuk melayani penonton rontek yang berbelanja. “Saya ingat betul, waktu itu sudah hampir jam 01.30 WIB. Memang biasanya jam segitu toko baru saya tutup,” ungkapnya mengenang waktu menjelang sepeda motor kesayangannya dicuri, Minggu (13/12/2015), sebagaimana dilansir dari Detik.com.

Setelah melayani pembeli, rasa penat begadang semalaman membuat bapak satu anak itu menutup bagitu saja pintu kios. Dirinya seolah tak menghiraukan posisi motor yang masih terparkir di teras yang berbatasan dengan trotoar. Padahal kunci kontak masih tergantung.

Muslim baru sadar motor bernomor polisis AE 3172 YY raib digondol maling saat mendengar mesin distart. Disusul kemudian suara tarikan gas yang menghilang bersamaan motor melesat jauh. “Dengar suara mesin bunyi saya baru sadar ternyata itu motor saya. Lalu saya keluar rumah dan mendapati motor saya sudah tidak di tempat. Saya refleks baca Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun,” tandasnya.


Muslim terdiam sesaat sebelum akhirnya masuk ke rumah dan membangunkan isterinya, Tatik Rianawati (25). Dia lantas menceritakan kabar buruk itu kepada Tatik yang ikut galau mendengarnya. “Saya cuma bilang, kalau memang rejeki pasti kembali. Lha wong kita carinya dengan jerih payah sendiri kok,” tutur perempuan berjilbab itu.

Tak lama berselang ada mobil patroli polisi melintas. Muslim pun menghentikan mobil itu dan melaporkan kejadian yang menimpanya. Petugas langsung melakukan pengejaran ke arah Ponorogo namun pelaku keburu raib. Muslim dan isterinya mulai melupakan kejadian tersebut. Tak mau larut dalam kesedihan, mereka pun lantas mengambil kredit motor baru. Bagi keduanya, peran motor sangat vital untuk mendukung bisnis kelontongnya.

Hingga akhirnya berlalu hingga 3 bulan berikutnya. Suatu pagi, sekitar pukul 5.00 terdengar suara pintu kios diketuk dari luar. Saat itu Muslim masih mengaji Al Quran usai menunaikan Salat Subuh. Saat itu, Muslim segera menutup lembaran kitab suci lantas membuka pintu kios. Persis di tempat motornya dulu terparkir sebelum hilang, tampak motor serupa. Pengendaranya 2 orang remaja.

Mereka bermaksud membeli bensin eceran. Di kios milik Muslih, pembeli biasa mengambil sendiri bensin dari botol yang diletakkan di rak depan. “Yo wis, njupuko dhewe (ya sudah, ambil aja sendiri),” kata Muslim sambil mengamati sepeda motor yang sepintas persis miliknya.

Saat itu, seorang remaja mengambil bensin dalam botol dan mengisikan ke tanki. Sedangkan seorang lainnya memilih-milih korek gas untuk dibeli. Dari situlah kecurigaan Muslim bermula. Ketika pengisian bensin berlangsung dan jok terbuka, dia melihat ciri-ciri motor sama persis dengan miliknya yang hilang. Yakni karet pengganjal jok berupa potongan karet ban.

Di bagian kepala kunci kontak juga terdapat potongan “cable tie” warna hitam. Benda itu memang dulu sengaja ditautkan Muslim sebagai penanda. Ada pula beberapa luka gores di bodi serta standar kiri yang sudah dilapisi lembengan besi dengan cara dilas.  “Saya yakin itu motor milik saya. Tapi plat nomornya sudah diganti seperti ini,” kata Muslim sambil menunjukkan plat palsu bernomor polisi AD 4868 RI.

Dua remaja yang masih berstatus mahasiswa tersebut akhirnya diajak Muslim ke polres setempat untuk melapor. Kasusnya kemudian dikembangkan oleh polisi. Sedangkan sepeda motor yang sebelumnya tak jelas rimbanya kini telah kembali ke tangan pemiliknya.

“Saya yakin ini bukan kebetulan. Pasti ada campur tangan Yang Maha Kuasa. Rasanya bahagia tak karuan. Sampai-sampai tiap ketemu orang pingin cerita,” imbuh Tatik Rianawati berkaca-kaca seraya mengenang masa sulit saat mengangsur kredit motor yang baru lunas tahun 2012. (Purwo S/Detik/RAPP002)