Ini Kata Masyarakat Terkait Tingginya Angka Golput Pilkada Pacitan

oleh -0 Dilihat
Seorang petugas KPPS sedang menghitung rekapitulasi suara di TPS di Pacitan, Rabu (9/12/2015). (Foto: Nurhadi Yudo/Info Pacitan)
Seorang petugas KPPS sedang menghitung rekapitulasi suara di TPS di Pacitan, Rabu (9/12/2015). (Foto: Nurhadi Yudo/Info Pacitan)

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Rendahnya partisipasi pemilih dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Pacitan pada 9 Desember kemarin, sepertinya menjadi catatan tersendiri bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pacitan.

Sebagai informasi, angka partisipasi pemilih yang hanya 59,96 persen dari total daftar pemilih tetap sebanyak 469.463 jiwa menjadi angka partisipasi terendah sejak perhelatan Pilkada beberapa kali di Pacitan.

Bahkan di salah satu desa, tepatnya di desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo, partisipasi pemilih di desa yang terletak di pegunungan tersebut hanya 44,98 persen atau 3.139 warga dari total jumlah 6.408 warga desa yang memiliki hak pilih.

Alasannya pun beragam, mulai dari jauhnya jarak tempat pemungutan suara (TPS), hingga karena tidak ada pemberian uang untuk mencoblos pasangan calon tertentu. “Buat apa saya nyoblos, nggak ada yang kasih uang,” kata salah satu warga di desa Kasihan, yang namanya tidak mau disebutkan.

Sementara, tanggapan masyarakat pun beragam terkait rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada Pacitan ini.

“Meski lancar, saya turut prihatin, mungkin kalau (yang golput-red) tersebut memang berhalangan datang dengan alasan yang bisa dipertanggung jawabkan ya tidak masalah, lha tapi kalau cuman alasan yang nggak masuk akal saya ikut mangkel ,” kata Sukatno, yang juga warga Dusun Sidomakmur, Desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo, saat ditemui Pacitanku.com, Kamis (10/12/2015).

Sementara, Kepala Desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo, Sudirno mengakui bahwa di desanya memang sedikit yang menggunakan hak pilihnya. Menurut pria yang akrab disapa Sudir ini, rendahnya tingkat partisipasi warganya dikarenakan alasan, salah satunya krisis kepercayaan. Selain itu, beberapa penduduk yang golput beranggapan bahwa semua pemerintahan itu korup dan jauh dari kata bijaksana,adil dan jujur seperti janji yang digembar gemborkan ketika kampanye.


Sehingga,  kata Sudir, golput dijadikan sarana untuk balas dendam kepada calon yang baru karena sudah terlanjur sakit hati di periode kepemimpinan sebelumnya.

“Hak demokrasi memang menjadi hak pribadi setiap penduduk indonesia, tidak semua pemerintahan itu korup,  memang ada oknum pemerintahan yang doyan duit, tetapi  bukan dengan cara golput kita memberantas nya melainkan dengan melahirkan kembali calon pemimpin yang pas pilihan masyarakat,” bebernya.

Sebenarnya, pihaknya dari panitia penyelenggara Pilkada di desa, imbuh Sudir, sudah menggunakan segala upaya untuk menarik minat dan simpati masyarakat menggunakan hak pilihnya, seperti melakukan sosialiasi melalui mobil keliling, hingga melakukan pengecekan di tiap TPS di Desa Kasihan dan memastika warganya menggunakan hak pilihnya.

“Namun apa daya, angka golput masih tinggi, sehingga kami berharap  pesta demokrasi selanjutnya mungkin harus ditata ulang dari segi mekanisme maupun kelengkapan, sementara untuk menangani golput bisa dilakukan dengan beberapa trik, salah satunya yaitu memberikan daya tarik pemilih untuk tetap melakukan coblosan,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, hasil Pilkada Pacitan kali ini, pasangan Calon Bupati Drs. H. Indartato, MM dan pasangannya Drs. H. Yudi Sumbogo (Indigo) menang telak versi real count yang digelar Indigo Center di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Pacitan.

Sukatno, warga desa Kasihan yang merasa prihatin menanggapi hasil partisipasi pemilih Pilkada Pacitan yang rendah. (Foto: M Fajar Bachroni/Pacitanku.com)
Sukatno, warga desa Kasihan yang merasa prihatin menanggapi hasil partisipasi pemilih Pilkada Pacitan yang rendah. (Foto: M Fajar Bachroni/Pacitanku.com)

Indigo menang telak dengan komposisi perolehan suara 78,82 persen berbanding 21,18 persen untuk pasangan kompetitornya, Drs. H. Bambang Susanto,  S.Pd, SE, MM – Hj. Sri Retno Dhewanti, A. Md (Basudhewa).

Jumlah suara yang masuk sudah mencapai 100 persen 283.294 suara, dengan komposisi perolehan masing-masing pasangan calon, Indigo sebanyak 223.285 suara dan Basudhewa sebanyak 60.009 suara.

Hasil tak jauh beda juga ada dalam penghitungan formulir C1 dari KPU, dimana total penghitungan berdasar jumlah TPS sebanyak 739 dari total 740 TPS atau 99,86 persen suara yang masuk per kamis (10/12/2015) pukul 16.11 WIB, paslon yang diusung oleh Partai Demokrat (PD) dan didukung Partai Nasdem, PKS, PPP dan Gerindra tersebut meraih 216.807 Suara (78,94%).

Sedangankan pasangan Drs. H. Bambang Susanto,  S.Pd, SE, MM – Hj. Sri Retno Dhewanti, A. Md (Basudhewa) yang diusung PDIP dan Hanura serta didukung PAN mendapatkan 57.837 Suara (21,06%). (FBPP003)

Liputan/Foto: Muhammad Fajar Bachroni