Ini Alasan KPU Pacitan Terkait Anjloknya Partisipasi Pemilih Pilkada

oleh -1 Dilihat
Paslon Bupati-Wabup Pacitan usai pengundian nomor urut. (Foto: Hernawan Adi Priyono)
Paslon Bupati-Wabup Pacitan usai pengundian nomor urut. (Foto: Hernawan Adi Priyono)

Pacitanku.com, PACITAN – KPU Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengakui angka partisipasi pemilih dalam pilkada setempat, jeblok jika dibanding penyelenggaraan pemilu-pemilu sebelumnya, sehingga hanya diikuti sekitar 60 persen pemilih dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 467.890 orang.
    
“Memang sangat jauh dari target. Semula kami berharap angka partisipasi berada di kisaran 75 persen, kenyataannya berdasar hasil hitung cepat sementara hanya sekitar 60 persen,” kata Ketua KKPU Kabupaten Pacitan, Damhudi saat dikonfirmasi Antara melalui sambungan telepon seluler, Kamis.
    
Ia berdalih, rendahnya partisipasi pemilih dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari banyaknya pemilih yang menjadi pekerja urban bahkan TKI, kesibukan di luar daerah, melanjutkan sekolah, hingga faktor alam dimana saat hari “H” coblosan Pacitan sedang diguyur hujan deras.
    
Semua variabel yang disebut Damhudi itu, diklaim sebagai penyebab utama besarnya angka ketidakhadiran pemilih di tempat-tempat pemungutan suara (TPS).
    
Selain banyak warga/pemilih Pacitan yang “boro” atau bekerja di luar daerah, terutama di sejumlah kota-kota besar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya serta beberapa kota besar lain di luar Jawa, Damhudi juga menengarai faktor perampingan jumlah TPS yang kini hanya 740 unit.
    
Kendati perampingan TPS itu mengacu aturan perundangan yang berlaku terkait penyelenggaraan pilkada serentak, perampingan atau pemadatan jumlah TPS berdampak pada membengkaknya jumlah DPT di setiap tempat pemungutan suara. “Kalau DPT di TPS-TPS semakin banyak, itu artinya jarak antara domisili pemilih dengan TPS juga semakin jauh. Itu yang mempengaruhi pemilih lalu tidak bersemangat untuk datang ke TPS,” kilahnya.



    
Ada satu penyebab lain yang tak luput menjadi “kambing hitam” KPU, yakni tidak maksimalnya sosialisasi yang dilakukan masing-masing kubu pasangan calon selama masa kampanye. “KPU sudah optimal dalam melakukan sosialisasi penyelenggaraan pilkada ini. Bahkan tiap surau, mushola hingga lingungan masyarakat terkecil sudah kami datangi untuk diberi imbauan menyukseskan pelaksanaan pilkada serentak, Rabu (9/12) kemarin,” ujarnya.      

Sebagaimana diketahui, hasil Pilkada Pacitan kali ini, pasangan Calon Bupati Drs. H. Indartato, MM dan pasangannya Drs. H. Yudi Sumbogo (Indigo) menang telak versi real count yang digelar Indigo Center di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Pacitan.

Indigo menang telak dengan komposisi perolehan suara 78,82 persen berbanding 21,18 persen untuk pasangan kompetitornya, Drs. H. Bambang Susanto,  S.Pd, SE, MM – Hj. Sri Retno Dhewanti, A. Md (Basudhewa).

Jumlah suara yang masuk sudah mencapai 100 persen 283.294 suara, dengan komposisi perolehan masing-masing pasangan calon, Indigo sebanyak 223.285 suara dan Basudhewa sebanyak 60.009 suara.

Hasil tak jauh beda juga ada dalam penghitungan formulir C1 dari KPU, dimana total penghitungan berdasar jumlah TPS sebanyak 739 dari total 740 TPS atau 99,86 persen suara yang masuk per kamis (10/12/2015) pukul 16.11 WIB, paslon yang diusung oleh Partai Demokrat (PD) dan didukung Partai Nasdem, PKS, PPP dan Gerindra tersebut meraih 216.807 Suara (78,94%).

Sedangankan pasangan Drs. H. Bambang Susanto,  S.Pd, SE, MM – Hj. Sri Retno Dhewanti, A. Md (Basudhewa) yang diusung PDIP dan Hanura serta didukung PAN mendapatkan 57.837 Suara (21,06%).
    
Total suara pemilih yang dinyatakan sah oleh panitia penyelenggara pemilu dengan demikian secara akumulatif berjumlah 273.412 pemilih, sisanya sebanyak 6.405 suara pemilih dinyatakan tidak sah karena kesalahan mencoblos, surat suara rusak, ataupun coblosan di dua pasangan calon sekaligus. (RAPP002/Antara)