Sebanyak 167 Guru di Pacitan Dipastikan Ikuti UKG Susulan

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Sebanyak 167 guru di Kabupaten Pacitan dipastikan akan mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) susulan pasalnya tak mengikuti UKG yang dijadwalkan pada Jumat (20/11) hingga Jumat (27/11) lalu.

Menurut Kepala Sie Tenaga Kependidikan TK/SD, Bidang Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan, Kabupaten Pacitan, Rino Budi Santoso, menyampaikan pada Minggu (6/12) kemarin kepada wartawan, bahwa sesuai data, jumlah guru di Pacitan yang terdaftar sebagai peserta UKG tercatat sebanyak 5.841 guru.

Namun, dari jumlah tersebut, yang hadir mengikuti test tercatat sebanyak 5.674 guru, sementara yang tidak hadir dan tidak mengikuti UKG sebanyak 167 guru. Untuk itu, bagi guru yang absen saat pelaksanaan UKG, pemerintah masih memberikan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan. “Kapan pelaksanaannya, kita masih menunggu jadwal,” tandas Rino.

Menurut Rino, ketidak hadiran 167 guru saat pelaksanaan uji kompetensi didasari beberapa faktor. Selain karena sakit, juga ada beberapa dari mereka yang mengikuti kegiatan PGRI dan hajatan, serta juga ada beberapa guru yang sudah menjelang masa pensiun pada Desember ini, lantas tidak mau mengikuti UKG.

“Beberapa guru yang hadir saat pelaksanaan UKG, namun mereka batal mengikuti lantaran salah menginput data, beberapa dari mereka juga ada yang hadir, namun karena ada kesalahan saat memasukan data sehingga urung mengikuti UKG,” ujarnya.

Adapun, dari total 5.674 guru yang ikut UKG, sebanyak 2.298 guru atau 40,5 persen guru yang berhasil melampau standar minimal yang ditetapkan pemerintahm yakni 5,5. Sementara, guru yang meraih nilai dibawah standar rata-rata minimal itu jumlahnya masih mencapai 3.376 guru atau dengan prosentase 59,5 persen.

“Meski sudah kali kedua pemerintah melaksanakan UKG, namun sepertinya masih banyak guru yang belum menguasai materi yang diujikan, selain itu meski banyak guru bernilai jeblok, namun juga ada guru yang berhasil meraih nilai 90, yang merupakan nilai tertinggi pada pelaksanaan UKG tahun ini,” jelasnya.

Menurut Rino, secara umum para guru yang mendapatkan nilai jeblok adalah pada materi paedagogik, sementara pada materi keprofesionalan, banyak dari para ‎guru yang sudah menguasai.

Dengan jebloknya nilai UKG ini, Dinas Pendidikan setempat akan segera melakukan evaluasi dalam bentuk pelatihan. Adapun, tiap guru akan mendapat pelatihan yang berbeda. Pelatihan yang akan dilakukan pemerintah meliputi pelatihan kelas jauh, face to face, diskusi kelompok dan bimbingan individu. (yun/net/RAPP002)