Perancang Busana Ubah Batik Pacitan Jadi Lebih Modern dan Mewah

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, JAKARTA – Perancang mode terkemuka, Stephanus Hamy mengangkat batik Pacitan pada peragaan busana yang digelar Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dengan sentuhan warna alam. Hal itu merupakan bentuk konsistensi dirinya mengangkat wastra tradisional yang buktikan kembali di IPMI Trend Show 2016 yang digelar di The Hall Senayan City, Selasa (1/12/2015) kemarin.

Melalui tangan dinginnya, batik pacitan yang identik dengan motif pace atau buah mengkudu, dan karang laut, tampak lebih modern dan glamor. Selain potongannya yang klasik namun tetap terasa kekinian, koleksi dari Hamy Culture, label kedua Hamy, ini tampak memikat berkat kecakapan sang desainer dalam memadupadankan kain tradisional dengan material modern.

Pada sebuah look, desainer yang pernah mengenyam pendidikan mode di American Academic Fashion Major in College Level, Paris, itu memadukan rok flare batik pacitan biru royal dengan sleeveless top berwarna metalik yang mengilap sehingga terlihat modern sekaligus glamor.

Selain itu, kain batik yang diikat seperti sabuk semakin mempertegas kesan glamor itu. Look lain menampilkan blouse batik berkerah tinggi yan dipadu dengan rok midi high-waist berpayet yang berhiaskan peplum berbahan tulle. Berbagai pilihan outer seperti blazer dan coat ikut menemani beberapa pilihan busana. Koleksi yang cocok dipakai sebagai busana kerja atau pesta cocktail.

Pada acara IPMI Trend Show 2016, Stephanus menampilkan 24 koleksi. Sebanyak 24 kokeksi itu terdiri dari dua sekuens. Untuk koleksinya Spring/Summer 2016, Stephanus memilih warna-warna hangat dan alami.

Sebagai contoh, kombinasi warna cokelat, cokelat muda, hijau tua, biru navy, dan hitam. Batik Pacitan yang menampilkan motif bunga dan burung sengaja menjadi inspirasi karena belum populer seperti batik dari daerah lain seperti Pekalongan atau Solo. Motif tersebut dikombinasikan dengan bahan lainnya seperti tulle, jacquard, sequin dan lace.

Meskipun tampil dengan warna tanah, potongan busana yang dihadirkan tetap memperlihatkan model modern. Seperti midi dress yang dipadukan dengan bahan tulle berwarna senada, aksen ruffle dan luaran berpotongan lurus.

Selain itu, ada pula rok batik yang berpadu dengan atasan berbahan lace lengkap dengan embellishment dan sequin. Paduan ini, semakin melunturkan kesan kuno dari warna tanah dari batik tulisnya.

Pada koleksi terbarunya ini, Stephanus mengangkat batik tulis khas Pacitan dengan warna alam yang mengesankan. Keindahan batik tersebut juga mengevolusi motif cicak dan kupu-kupu dalam kemasan modern. “Pada ajang ini saya menampilkan 24 koleksi adaptif dengan berbagai motif, seperti warna alam yaitu cokelat, krem dan biru dongker. Untuk persiapannya sekitar lima bulan,” ujarnya di Senayan City, Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Kendati tampil menjadi satu kesatuan, Stephanus sengaja membuat batik dipadukan dengan material lain agar mudah dipadupadankan. Oleh karena itu, karyanya bisa dikenakan di kesempatan santai hingga formal. “Ingin mengangkat batik tulis Pacitan karena masih jarang yang mengangkat. Modelnya simpel jadi mudah dipadupadankan dan cocok dipakai di banyak kesempatan,” 

Dia menambahkan, motif tersebut juga berpadu dengan keindahan floral, seperti dedaunan dan bunga. Sementara, untuk siluet lebih mengarah pada sentuhan klasik modern berpadu dengan warna pupus dan indigo. Kepiawaian Stephanus sangat terlihat dari kemasan potongan koleksi yang ringan dan terstruktur. Untuk pemilihan bahan Stepahanus memilih jacquard, lace dan sequin.  (RAPP002)