Produksi Pertanian di Pacitan Turun, Hanya Hasilkan 114.796 Ton Beras

oleh -0 Dilihat
Sejumlah pekerja memanen padi di persawahan Desa Sirnoboyo, Kebonagung, Pacitan, Jatim,( foto : berita Daerah)
Sejumlah pekerja memanen padi di persawahan Desa Sirnoboyo, Kebonagung, Pacitan, Jatim,( foto : berita Daerah)

Pacitanku.com, PACITAN – Akibat kemarau panjang di Pacitan, hasil produksi pertanian di Kabupaten Pacitan menurun drastis. Dari data Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Pacitan hingga bulan September 2015, produksi gabah kering siap giling di Pacitan baru menyentuh kisaran 196.000 ton. Kondisi tersebut jauh dari target yang diharapkan sebesar 217.000 ton.

Menurut Bagianto, Kepala Bidang Penyuluhan, Sarana dan Prasarana (PSP) Distanak Pacitan, dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (17/11/2015) menuturkan bahwa menurunnya target produksi padi tersebut  dipengaruhi tidak siapnya para petani dalam menanam padi lantaran minimnya air selama musim kemarau.

“Hanya beberapa wilayah yang sudah mulai menanam padi. Sehingga wajar saja bila target penanaman seluas 33.000 hektar, sama sekali belum ada realisasinya, meski pada November ini ada target seluas 16.913 hektar, sejauh ini sama sekali belum ada laporan, berapa hektar sawah yang sudah mulai ditanami padi,” jelasnya.

Menurut Bagianto, pihaknya berharap pada musim tanam Oktober hingga Maret 2016 di‎ harapkan target tanam sudah mulai menampakan hasilnya.

“Pada Desember nanti diharapkan sudah tercapai sekitar 10.000 hektar, selanjutnya pada awal Januari dimana debit air mulai surut, target tanam berkurang menjadi 5.290 hektar, kemudian, Februari turun lagi menjadi 114 hektar dan Maret sekitar 113 hektar, diharapkan target tanam sejak Oktober hingga Maret bisa mencapai 33.494 hektar,” ungkap Bagianto.

Terpisah, Kepala Kantor Ketahanan Pangan setempat, Mulyadi mengatakan, meski hasil produksi turun, namun untuk stok pangan di Pacitan masih jauh diatas rata-rata konsumsi masyarakat.

Menurut Mulyadi, rata-rata konsumsi masyarakat akan beras tercatat sekitar 268 gram, perkapita per hari. Sehingga dalam setahun, konsumsi beras tercatat sebesar 98,14 kilo gram (kg), perkapita. “Rata-rata konsumsi beras pertahun hampir mendekati satu kwintal, per kapita,” tandasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Distanak, produksi gabah kering siap giling hingga September lalu memang baru menyentuh angka 196.885,85 ton. Dari jumlah tersebut bila dikonversikan menjadi beras akan ditemukan angka 114.796 ton beras. Bila dibandingkan produksi Tahun 2014 yang tercatat sebesar 180.662 ton gabah siap giling atau setara dengan 105.325 ton beras, jelas ada kenaikan.

Namun demikian, dari data tersebut, tentu ketersediaan beras di Pacitan masih jauh diatas rata-rata konsumsi masyarakat yang tercatat sebesar 65.757 ton. “Dari data jumlah penduduk di Pacitan Tahun 2014, yang disuguhkan Balitbangtik, rata-rata konsumsi masyarakat akan beras hanya sekitar 58.878,73 ton/tahun. Sehingga dari data tersebut, stok pangan kita masih sangat aman,” tandasnya.

Sementara, luasan area pertanian teknis di Pacitan, menyempit hingga 6.000 hektar lebih. Sementara luasan hutan hak justru terus meningkat seiring harapan petani meningkatkan taraf perekonomiannya dengan menanam kayu-kayuan.

Saat ini, luas hutan hak di Pacitan, sudah mencapai 72.000 hektar lebih. Para petani, diakuinya lebih terfokus mengembangkan tanaman bawah tegakan. Seperti porang, jahe, serta kunir. Sebab tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak penyinaran. Berbeda dengan tanaman padi yang memang membutuhkan perlakuan khusus. Selain penyinaran cukup, juga ketersediaan air dan pemupukan berimbang. (RAPP002/yun)