Jatim Siaga Kebakaran Hutan

oleh -0 Dilihat
Tim Damkar mencoba memadamkan api kebakaran. (Foto : Syamsoel Hadi/Damkar)
Tim Damkar mencoba memadamkan api kebakaran. (Foto : Syamsoel Hadi/Damkar)

Pacitanku.com, SURABAYA – Kemarau panjang dan keteledoran manusia rupanya masih penyebab kebakaran hutan dan kabut asap yang tak kunjung berhenti. Dan kini, Provinsi Jawa Timur tengah siaga kebakaran hutan. Gubernur Jawa Timur Soekarwo, mengaku telah menyiagakan seluruh personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi beserta relawan, untuk memadamkan api yang membakar hutan di beberapa pegunungan di Jawa Timur.

Sebelumnya gunung Lawu di Magetan, Jawa Timur terbakar, dan menyebabkan tujuh orang meninggal dunia. Disusul kemudian gunung Penanggungan di Mojokerto, serta hutan di kawasan pegunungan di Lumajang dan Banyuwangi juga ikut terbakar.

“Saya suruh menyiapkan bantuan apa saja yang bisa direalisir, terus Semeru juga pak Bupati kemarin ketemu saya, ini saya telepon lagi pak Bupati, agar apa yang bisa dibantu (oleh Provinsi) dan pak Darmawan (Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur) saya suruh nyiapkan,” kata Soekarwo, baru-baru ini.

Untuk membantu memadamkan api di gunung Lawu, Magetan, yang sudah mulai menyebar ke wilayah Karanganyar, Jawa Tengah, Soekarwo menyatakan telah meminta bantuan TNI Angkatan Darat yang ada di Magetan untuk mempercepat proses pemadaman api.
“Kita menggerakkan (relawan), kita minta bantuan terhadap tentara, ada Sekolah Tamtama disitu, di Magetan. Saya suruh minta bantuan ke Angkatan Darat. Ini mulai pemadaman, dengan minta bantuan itu,” lanjutnya.

Sebelum seluruh hutan yang terbakar di Jawa Timur berhasil dipadamkan, Soekarwo menegaskan seluruh Kepala Daerah beserta BPBD Kabupaten/ Kota wajib siaga dan melakukan patroli, untuk mengantisipasi kebakaran serupa tidak terjadi di wilayahnya masing-masing.

Selain gunung Lawu, saat ini tak kurang dari dari 20 hektar hutan di kawasan gunung Semeru terbakar sejak beberapa hari lalu, yang menyebabkan seluruh aktivitas dan jalur pendakian ditutup total sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari mengatakan, kebakaran hutan diduga disebabkan sisa api unggun para pendaki yang tidak dipadamkan secara sempurna, ditambah musim kemarau yang kering dengan hembusan angin yang cukup tinggi.

“Ini memang pendakinya yang ngeyel, dia tidak mau mematuhi aturan dan akhirnya berdampak kepada yang lain karena kita perkirakan api unggun yang ditinggalkan oleh pendaki ini tidak dipadamkan secara sempurna, akibatnya karena ini musim kemarau dan memang banyak sercah, dan angin cukup tinggi ya akhirnya meluas kemana-mana. Dampaknya pendakian kita tutup total sampai dengan waktu yang tidak ditentukan, sampai dengan api padam sempurna pendakian baru kita buka kembali,” kata Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Selain melakukan evakuasi terhadap para pendaki yang terlanjur naik, Ayu Dewi mengaku telah menerjunkan tim pemadaman api, yang bertugas melokalisir api serta mencegah kebakaran semakin meluas.

“Posisi petugas, terus masyarakat sudah naik, karena ini jalurnya itu jalur yang bahaya, tidak semua orang sembarangan bisa naik, dan sempit itu yang paling penting, sehingga kalau itu terlalu banyak orang yang berada di atas itu malah akan bahaya, sehingga memang dari kemarin kita sudah mencoba mengisolasi kebakaran supaya tidak meluas. Nah upayanya pasti memang secara manual, karena tidak mungkin membawa mobil naik ke atas, motor saja tidak bisa naik ke atas, sehingga kita memang mencegah agar kebakaran itu tidak meluas,” pungkasnya. (RAPP002)