Kekeringan Parah, BPBD Jatim Kirim Air Bersih Tiga Kali Per Minggu

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, SURABAYA – Kekeringan yang semakin parah di Jawa Timur membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur terus bekerja keras. BPBD Jatim terus memasok air bersih untuk mengatasi kekeringan di sejumlah desa terdampak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Yanuar Rachmadi mengatakan pengiriman air bersih ke warga yang desanya terdampak kering dilakukan tiga kali dalam seminggu per desa, dengan teknis dilakukan bergantian agar merata, mengingat keterbatasan jumlah truk tangki air di daerah-daerah.

Namun, kata dia, jika dinilai masih kurang maka BPBD Jatim bersama pemerintah serta BPBD kabupaten/kota terdampak kekeringan bisa menyewa truk tangki air milik swasta. “Hal itu dilakukan jika benar-benar kekurangan kendaraan untuk mengirim air bersih. Yang diingat, ini air bersih, bukan air siap minum, jadi warga wajib memasaknya terlebih dahulu jika akan dikonsumsi,” ujarnya, Jumat (11/9) kepada Antara.

BPBD Jatim juga menyiapkan langkah jangka panjang berupa pemasangan sarana dan prasarana jaringan perpipaan, pencarian sumber-sumber air tanah potensial yang tidak kering pada musim kemarau, pembuatan sumur-sumur bor dan embung-embung geomembran. “Yang susah membuat sumur bor, karena tidak mudah mencari sumber air di musim kemarau. Jangan sampai sumur bor dibuat dengan jarak kilometer dari rumah penduduk,” paparnya.

Khusus pembuatan embung geomembran, lanjut dia, selama ini banyak dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan pemerintah daerah setempat. Pada masa darurat kekeringan (1 Juli-31 Oktober 2015), BPBD memetakan wilayah rawan dan berkoordinasi dengan BMKG serta BPBD setempat berdasarkan besaran curah hujan di Jatim.

Tidak itu saja, BPBD juga mendirikan posko pemantauan kekeringan dan pengecekan kesiapan sumber daya yang dimiliki, antara lain truk tangki, pompa air, tandon, jaringan perpipaan, embung dan sebagainya.

Daerah Terdampak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur juga mencatat terdapat 398 desa terdampak kekeringan di wilayahnya sebagai imbas dari musim kemarau tahun ini.

Sedangkan, untuk jumlah desa potensi terdampak kering kritis atau yang berjarak 3 kilometer dengan sumber air, total terdapat 541 desa yang tersebar di 24 kabupaten/kota se-Jatim. “Yang harus digarisbawahi, 541 desa itu berpotensi terdampak kekeringan, bukan yang sudah terdampak dalam kekeringan jenis kritis,” ujar Yanuar.

Jika dibandingkan pada musim kemarau tahun lalu, pada tahun ini jumlah kabupaten/kota terdampak kekeringan mengalami peningkatan, yakni 24 daerah (2015) dan 21 daerah (2014). “Untuk jumlah desa potensi terdampak kering kritis pada 2014, sebanyak 624 desa dari 179 Kecamatan di 21 daerah. Tapi itu total sampai akhir musim kemarau,” katanya.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jatim Nomor 757 tanggal 22 Juli 2015 tentang Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Provinsi, dijelaskan bahwa tanggap darurat bencana kekeringan di wilayahnya selama 123 hari, terhitung mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2015. (RAPP002/Ant)