Cerita Tentang Buruh Ngastino yang Gelar Demo Pageblug Ekonomi

oleh -1 Dilihat

Oleh Ki Setyo Harjodarsono*

Keadaan ini sekarang semakin berdampak ke seluruh Ngastina. Sementara  pemerintahan Lesmono Mondrokumoro asik mengumbar janji-janji mengatasi ancaman krisis ekonomi. “Pastikan jangan ada janji-janji yang baru dengan menambah APBN. Di samping tidak tepat, uangnya juga tidak ada, coba anggota dewan DPR yang ada di sini cocokkan. Kalau (uangnya) ndak ada ya mbok ya jangan ada janji yang baru,” tukasnya.

Sementara anggota DPR Fraksi Bonek, Dursasana menyatakan problem ekonomi yang kini terjadi lebih disebabkan karena ketidakmampuan Lesmono dalam memimpin pemerintahan. Apa yang ditunjukkan selama ini menurutnya, hanya kepalsuan.

“Sejak dulu gua sudah ingatkan jauh-jauh hari bahwa kondisi akan seperti ini. Pemerintahan saat ini terlalu asik bercengkerama dengan manuver-manuver tidak penting. Blusukan hanya cari kesan agar dikatakan merakyat aja. Padahal, pemimpinnya itu tidak punya kemampuan dan terlalu banyak kepalsuan sehingga wajar kondisi jadi memburuk,” kata Dursasana, jengkel.

 “Terus kira-kira yang nyebabin rupiah ancur apa le?”

 “Ya jelas ta Man,  pasar itu tidak bisa ditipu dengan ketidakmampuan dan kepalsuan ini. Akibatnya nilai tukar rupiah hancur…”

“Paman dewe walau dulu jadi ketua tim sukses, Lesmono memang tidak mampu kok. Paman juga nilai, bahwa nilai tukar rupiah merosot karena ketidakpercayaan pasar pada pemerintah, kalau percaya pasti rupiah kuat. Ini sekarang semua lari ke dolar. Artinya pasar tidak terima ketidakmampuan dan kepalsuan itu,” tegas Sengkuni, berbalik arah.

 “ Dampknya Man, semua pihak menjadi apatis terhadap pemerintahan sehingga masing-masing pihak yang dulunya bersikap positif terhadap pemerintahan kini mencari jalan sendiri-sendiri. Termasuk sampeyan?”

 “Asem!, aku biyen mung ‘anut grubyuk’ kok le…”

 “Halaah ora enek critane Sengkuni sing istikomah. Mesti sampeyan ki, mencla-mencle. Jadi tokoh opotunis, endi sing kuat lan menguntungkan, mesti sampeyan enek ning kono?”

 “Lha yen ora ngono ora mangan lo le?”

 “Layak ta, kalau ada pihak-pihak yang berupaya menjatuhkan, dan mengkritik, kemudian diajak makan bersama di istana?…. ha ha ha…. rupanya ini sekarang yang jadi jurus andalan. Agar semuanya bungkam, tidur pulas karena kemlekaren….. he he he… padahal Man, kelompok yang diuntungkan dan yang dirugikan akibat kegagalan pemerintahan memang diam setelah terkena jurus perut tadi. Tapi ini justru membahayakan karena mereka menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Sekarang mang titeni…. Kondisi saat ini terkesan adem meski situasi politik, hukum, dan ekonomi terpuruk. Tapi ini semua tidak bisa dikatakan aman. Justru kondisi sekarang sangat mengkhawatirkan karena silent majority ini sebenarnya sedang melawan. Saya lihat ini tinggal sebentar lagi sampai terjadi ledakan yang hebat, blarrrrrrrrr” imbuhnya.

 “Tapi sinuwun kan sudah blusukan bagi-bagi sembako ke rakyat kecil??”

” Ha..ha..ha… bagi-bagi sembako itu ibarat mendirikan bangunan di atas pasir pasti rapuh. Atau mbangun bangunan tanpa kerangka. Pasti bangunan itu bakal tidak kuat dan bisa roboh setiap saat. Demikian juga kalau mau bangun pondasi ekonomi, maka bangunlah  yang benar, bukan bagi-bagi sembako kepada rakyat,  dan lucunya itu kan tugas menterinya untuk atasi rakyatnya….. hoalah Lesmono tambah lucuuuu”

 “Lucunya lagi, wong jelas Lesmono itu panglima tertinggi, la kok mung trima dadi anggota kehormatan angkatan perang????”

 “Ha..ha…ha….. Karena itu Man, saya sarankan Lesmono Mondrokumoro menyadari ketidakmampuannya dan minta untuk turun tahta sebagai presiden. Tolong kita sportif saja kalau mampu, go, kalau tak mampu turun tahta dong. Itu sah dan halal kok demi bangsa. Kalau Anda nggak mampu, tapi terus diam dan pertahankan pemimpin yang rugikan rakyat itu, maka Anda  jadi dinobatkan menjadi pencundang untuk orang di sekeliling,”

 “Yang mulai terlihat bergerak adalah buruh?”

 “Terkait munculnya demo yang dilakukan para buruh,  saya lihat baru sebatas gerakan organisasi yang tidak perlu dikhawatirkan. Kalau masih seperti ini kita anggap gerakannya bukan gerakan besar  dari akar rumput dan membahayakan. Tapi mereka para buruh masalahnya, merasa dikecilkan oleh pemerintah dengan mengundang jutaan pekerja dari Cina itu. Tentu saja kebijakan ini akan menghina profesi mereka kan? Padahal dulu waktu kampanye mau buka 10 juta lowongan kan? “

 “He he he… bener le?”

 “ Tetapi ingat man, Gerakan yang masif baru bisa terjadi dari hati nurani rakyat Ngastina. Itu baru akan terjadi ujarnya, kalau gerakan sudah masuk ke pelosok-pelosok dan melibatkan mahasiswa….”

 


*KI SETYO HARJODARSONO adalah putra asli Pacitan, tepatnya di Kecamatan Tegalombo, saat ini aktif sebagai guru di Ponorogo. Beliau telah aktif menulis sejak 1987 di berbagai media lokal dan mataraman, seperti MATAN, WALIDA, MEDIA Pendidikan , Majalah Jemparing, Mimbar Depag dan BENDE. Penulis kini mengampu dan mengasuh rubrik Pringgitan Wayang Semprot di Portal Pacitanku.