Resmikan Muktamar ke 33, Ini Harapan Presiden untuk NU

oleh -0 Dilihat
Presiden Jokowi di arena Muktamar NU. (Foto: FB Joko Widodo)Presiden Jokowi di arena Muktamar NU. (Foto: FB Joko Widodo)
Presiden Jokowi di arena Muktamar NU. (Foto: FB Joko Widodo)
Presiden Jokowi di arena Muktamar NU. (Foto: FB Joko Widodo)Presiden Jokowi di arena Muktamar NU. (Foto: FB Joko Widodo)
Presiden Jokowi di arena Muktamar NU. (Foto: FB Joko Widodo)

Pacitanku.com, JOMBANG – Presiden Republik Indonesia (RI) Presiden Joko Widodo berharap Nahdlatul Ulama (NU) bisa menjadi jembatan dunia untuk menunjukkan agama Islam sebagai sumber kedamaian.

Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Pembukaan Muktamar NU ke-23 di Jombang, Sabtu (1/8/2015) malam WIB. “Saya menaruh harapan besar terhadap NU sebagai jembatan, bukan hanya pemahaman peradapan tapi wujud Islam yang rahmatan,” ungkapnya.

Jokowi juga mengharapkan NU dapat menjaga kerja sama dengan berbagai kalangan untuk meningkatkan tatanan dunia yang lebih baik. “Terutama dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan yang menjadi akar terorisme,” kata Presiden.

Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan bahwa NU punya peran penting untuk menunjukkan gaya hidup Islam yang moderat.

Saat memberikan sambutan, Jokowi yang mengenakan sarung tersebut juga menyinggung kasus Tolikara menjadi koreksi bersama dan menjadi pelajaran berharga. “Menjadi korekai bagi kita untuk senantiasa membangun komunikasi yang baik antar umat beragama. Toleransi yang sudah ada tidak boleh ternodai oleh segelintir masalah,” katanya.

Sementara, Gubernur Jawa Timur Soekarwo berharap organisasi Nahdlatul Ulama bisa menjadi salah satu lembaga yang ikut serta menjaga keutuhan NKRI serta selalu memelopori demi mewujudkan Islam rahmatan lil alamin.

“Dalam lintas bangsa, sumbangsih NU sangat penting. NU didirikan oleh kiai bersama pejuang bangsa lain untuk mengawal dan memberikan dinamika bangsa dalam sebuah pergerakan,” katanya saat pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama yang ke-33 di alun-alun Jombang, Sabtu malam.

Menurut Pakde Karwo,  NU turut serta dan mempunyai andil besar dalam kemerdekaan bangsa ini. Para ulama NU juga tidak gentar melawan penjajah, bahkan sampai menyerukan perjuangan fisik untuk berjihad.

Seruan untuk berjihad, kata dia, dilakukan guna mengusir penjajah. Perjuangan para ulama ini akhirnya dikenal dengan peristiwa Gerakan 10 November dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

NU nantinya menjadi salah satu lembaga yang ikut serta demi tegakknya Islam rahmatan lil ‘alamin. Saat ini, berbagai macam tantangan bagi Islam sangat beragam, seperti kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Diharapkan, dengan tema itu, nantinya NU bisa mewarnai bahkan bisa menjadi solusi bagi berbagai macam masalah pada Islam serta bisa menjadi isu bagi negara lain untuk mewujudkan Islam sebagai rahmat. (DWI/RAPP002)